Paus Fransiskus bertemu pada hari Senin, 23 Oktober 2017, dengan Patriark Ortodoks Yunani dari Yerusalem, Theophilos III, seraya menyerukan berakhirnya kekerasan dan diskriminasi terhadap orang-orang dari berbagai agama berbeda di Tanah Suci. Pemimpin Orthodox itu mengunjungi Roma dari tanggal 22 sampai 25 Oktober 2017 untuk menemui pejabat-pejabat tinggi Vatikan.
Dalam audiensi, Paus Fransiskus mengingat perjalanannya ke Yerusalem tahun 2014 dan mengungkapkan kegembiraannya atas pemugaran makam Yesus yang berlangsung baru-baru ini di Basilika Makam Suci, sebuah proyek yang menunjukkan kerja sama erat antara Ortodoks, Armenia dan Kustodia Fransiskan untuk Tanah Suci.
Paus menyampaikan kedekatannya dengan semua pihak yang menderita akibat konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Palestina, dengan mengatakan bahwa kurangnya pemahaman terus “menciptakan keresahan, pembatasan hak-hak dasar dan perginya banyak orang dari tanah mereka.” Paus menyerukan peningkatan upaya untuk mencapai perdamaian berdasarkan keadilan dan pengakuan hak semua orang.
Paus bersikeras agar status quo Yerusalem dipertahankan dan dilestarikan, sementara kekerasan, diskriminasi dan intoleransi terhadap tempat-tempat ibadah Yahudi, Kristen atau Muslim harus ditolak dengan tegas.
Paus Fransiskus juga mengirim salam kepada anggota-anggota komunitas Kristen yang berbeda-beda di wilayah itu, dengan mengatakan bahwa dia berharap mereka dapat terus diakui sebagai warga negara dan umat beriman yang ikut mendukung kebaikan bersama. Dukungan ini akan semakin efektif, tegas Paus, sejauh ada kerukunan di antara Gereja-Gereja yang berbeda.
Secara khusus, paus meminta peningkatan kerja sama dalam mendukung keluarga-keluarga Kristen dan kaum muda, sehingga mereka tidak terpaksa meninggalkan negara itu. Meskipun kita tidak bisa mengubah masa lalu atau mengabaikan kegagalan amal kasih yang sudah diberikan selama berabad-abad, kata Paus, orang Kristen harus melihat masa depan rekonsiliasi dan persekutuan, guna memenuhi doa Tuhan “agar mereka semua menjadi satu.”(pcp berdasarkan Radio Vatikan)