PEKAN BIASA XXIII
Peringatan Wajib Santo Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja (P)
Bacaan I: Kol. 3:1-11
Mazmur: 145:2-3.10-13b; R: 9a
Bacaan Injil: Luk. 6:20–26
Pada waktu itu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: ”Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.”
Renungan
Penginjil Lukas menampilkan ciri khasnya dengan menggunakan padanan kata. Dalam perikope hari ini, Lukas memuji yang berbahagia orang yang miskin dan menyerukan celaka kepada orang yang kaya. Apakah ini berarti Yesus membenci orang kaya dan hanya mencintai orang miskin? Bagaimana kalau orang itu menjadi kaya karena bekerja keras dan berusaha sekuat tenaga untuk mengembangkan segala potensi dan talentanya dan akhirnya menjadi kaya? Sementara orang yang miskin itu karena dia malas dan tidak berjuang dalam hidupnya? Apakah dalam situasi seperti ini, Yesus hanya berpihak kepada orang miskin dan membuang orang kaya?
Miskin atau kaya itu relatif, tergantung sudut pandang apa yang kita pakai. Orang yang miskin adalah orang yang terbuka hatinya untuk menerima anugerah-anugerah Allah, yang hatinya bergantung sepenuhnya pada Allah dan mengharapkan campur tangan Allah di dalam hidupnya. Sikap hati yang demikian akan menganggap apa yang dimilikinya sebagai berkat Allah untuk disalurkan kepada sesama yang lain. Orang-orang seperti inilah yang empunya kerajaan Allah,tegas Yesus, karena mereka terbuka hatinya dan bermurah hati. Sikap hati yang tidak mau berbagi kepada orang yang berkekurangan; sikap hati yang tidak peka dan tidak peduli kepada orang-orang yang kurang beruntung, yang miskin dan kelaparan, menjadi sorotan Yesus. Karena itu, Gereja terus-menerus menggerakkan semua anggotanya untuk terbuka hatinya kepada Allah dan terus-menerus berbagi dan berbagi kepada sesama. Inilah semangat kemiskinan Kristiani.
Ya Tuhan Yesus, Engkau selalu membagikan rahmat-Mu tanpa henti kepada semua orang. Gerakkanlah hatiku untuk terus berbagi apa yang aku miliki kepada orang yang menderita dan berkekurangan. Amin.
Renungan Ziarah Batin 2017