Kita semua sebagai putera-puteri Maria mengalami sukacita dan mengalami kegembiraan karena memiliki bunda yang sangat setia, bunda yang senantiasa memperhatikan kita, bunda yang senantiasa ngrengkuh kita. Dialah Bunda Maria, Bunda kita, Bunda segala bangsa.
Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko berbicara dalam perayaan Misa Hari Ulang Tahun ke-63 Gua Maria Kerep Ambarawa, 15 Agustus 2017.
“Maka yang kita rayakan hari ini pertama-tama adalah iman kita, iman akan Yesus sebagai Sang Penyelamat, yang lahir ke dunia dengan pengantaraan Bunda Maria,” kata Mgr Rubi seraya menjelaskan bahwa Maria dipilih Allah secara khusus untuk melakukan peran sangat istimewa sebagai “Bunda Allah, Bunda kita semua,” karena sejak semula Maria sungguh “tak bercela, tak bernoda, meski sungguh sempurna sebagai manusia, sebagai ciptaan.”
Ketakbercelaan Maria, menurut Mgr Rubi, terlihat dari dua hal. Pertama, kedekatan dengan Allah, yang “nampak nyata dalam kemampuannya untuk menangkap kehendak Allah, seperti terlihat ketika Malaikat Gabriel mendatanginya dan mengatakan ia akan mengandung dan melahirkan Yesus. Bunda Maria tidak protes, namun menerima dengan taat dan mengatakan, ‘Terjadilah padaku seturut kehendak-Mu.’”
Kemampuan Bunda Maria untuk memahami, mengerti dan menerima Sabda ini “tidak mungkin terjadi kalau Bunda Maria tidak mempunyai kedekatan hati dengan Allah,” tegas prelatus itu.
Alasan kedua, Maria dipilih oleh Allah untuk menjadi bunda Putera-Nya, Yesus Kristus, “karena sebagai manusia dia juga sempurna dalam berelasi dan bersahabat dengan orang lain, seperti terungkap dalam Injil Santo Lukas yang menggambarkan betapa Bunda Maria mempunyai kedekatan dengan orang lain, dengan sesamanya, misalnya Elisabeth.”
Maka, menurut Uskup Agung Semarang, semua yang mengaku putera-puteri Maria, juga dipanggil untuk menjadi sempurna, baik sebagai orang yang beriman maupun sebagai manusia dalam pergaulan dengan orang lain.
Mgr Rubi mengajak umatnya untuk olah hidup rohani dengan mendekatkan diri dengan Tuhan dari waktu ke waktu. “Kita punya teladan yang sangat bagus yakni Bunda Maria yang hidupnya tidak pernah berhenti dari doa kepada Allah dan mendengarkan sabda Tuhan,” kata Mgr Rubi seraya mengajak umat melakukan doa harian, doa bersama keluarga, doa lingkungan, doa dalam gereja, ziarah, dan “apa pun yang bisa menjadikan diri semakin dekat dengan Tuhan.”
Ajakan lain agar kedekatan dengan Tuhan diwujudkan dalam kedekatan dengan sesama, khususnya yang membutuhkan pertolongan, kehadiran, dan perhatian kita. “Kita berusaha menjadi peka terhadap orang lain, peka terhadap mereka yang membutuhkan kehadiran kita.”
Mgr Rubi mengatakan, mungkin ada anggota keluarga yang selama ini kurang kita perhatikan. “Ayo, saiki direngkuh. Mungkin ada tetangga yang selama ini kurang mendapatkan perhatian kita, kurang mendapatkan perhatian masyarakat, ayo direngkuh. Mungkin teman-teman di tempat kerja, selama ini kita cuekin, kita tinggalkan, ayo direngkuh, didekati,” kata Mgr Rubi seraya mengajak umat untuk peka terhadap yang membutuhkan kehadiran mereka, “apapun alasannya.”
Perayaan ulang tahun Gua Maria Kerep diawali dengan prosesi lilin yang dimulai dari depan Patung Maria Assumpta, bergerak menuju taman doa, dan berakhir di pelataran gua Maria. Ribuan orang mengikuti prosesi itu dengan membawa lilin bernyala di tangan masing-masing seraya mendaraskan Doa Rosario. (Lukas Awi Tristanto)