PEKAN BIASA XX (H)
Santa Teresia Yornet, Perawan.; Santo Zepherinus, Paus Martir
Bacaan I: Rut. 2:1-3.8-11; 4:13-17
Mazmur: 128:1-2.3.4.5; R:4
Bacaan Injil: Mat. 23:1–12
Sekali peristiwa berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: ”Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di surga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”
Renungan
Banyak orang memanfaatkan kedudukan demi mendapatkan berbagai kemudahan atau fasilitas. Mereka diistimewakan di jalan raya dengan dikawal polisi, rumah dijaga selama 24 jam dan disediakan berbagai fasilitas yang bertaraf kelas eksekutif. Di tengah mentalitas seperti itu, banyak orang tersentak jika ada presiden atau pejabat negara yang tampil ”low profile” dan memilih diperlakukan biasa-biasa saja.
Yesus mengkritik para pemimpin agama karena sikap dan gaya hidup mereka yang menekankan status. Mereka mengajarkan banyak hal tetapi tidak melakukannya. Mereka lebih banyak memberikan beban daripada membantu orang terlepas dari beban-beban yang dijerat. Mereka lebih suka dihormati dengan sebutan khusus dan diperlakukan secara istimewa. Yesus mengajarkan para murid-Nya agar mereka bersiap diri menjadi pemimpin yang bermentalitas seorang pelayan. Yesus mengingatkan bahwa barang siapa merendahkan diri akan ditinggikan. Rut telah mengalami kebenaran kata-kata Yesus itu. Boas, yang telah mendengar sebelumnya pribadi dan keutamaan diri Rut, diperhadapkan dengan sikap Rut yang justru sujud menyembahnya. Boas terkesan dengan sikap Rut dan karena itu ia memperistrinya. Dari Rut, wanita dari negeri asing dan yang rendah hati, lahirlah generasi yang menjadi nenek moyang Yesus. Pemimpin-pelayan yang rendah hati adalah ciri khas pengikut Yesus, termasuk Anda.
Ya Allah, berilah kepadaku sikap kerendahan hati yang memampukan aku melayani orang-orang yang dipercayakan kepadaku. Amin.
Renungan Ziarah Batin 2017