PEKAN BIASA XIX (H)
Santo Yohanes Eudes; Santo Ludovikus; Ezekhiel Moreno; Guerikus Abas
Bacaan I: Yos. 24:14-29
Mazmur: 16:1-2a.5.7-8.11; R:5a
Bacaan Injil: Mat. 19:13–15
Sekali peristiwa orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus berkata: ”Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Surga.” Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.
Renungan
Setiap tahun para imam membarui janji imamatnya (Kamis Putih atau hari sebelumnya). Setiap malam Paskah kita memperbarui janji-janji baptis kita. Demikian pula dalam kesempatan perayaan hari ulang tahun perkawinan sering diadakan pembaruan janji perkawinan. Momentum pembaruan janji seperti itu adalah kesempatan untuk menyatakan lagi komitmen terhadap janji yang sudah kita ucapkan.
Kesetiaan Allah bersifat kekal, namun kesetiaan manusia bersifat dinamis. Kesetiaan manusia bagaikan air laut yang mengenal pasang-surutnya. Sejarah bangsa Israel membuktikan jatuh bangun kesetiaan manusia (dan suatu bangsa). Karena itu, wajarlah jika Yosua, pada akhir hidupnya, menantang dan mengajak bangsa Israel untuk memperbarui pilihan dan komitmen mereka kepada Allah. Ia menyatakan pilihannya kepada Allah dan demikian juga bangsa itu menyatakan pilihan mereka kepada Allah. Kita perlu belajar dari anak-anak, yang masih polos dan lugu, tidak gampang mempercayai orang lain selain orang tuanya, dan tetap percaya pada orang tuanya. Karena itu, Yesus menjadikan anak-anak sebagai model yang perlu dicontoh, dan bukannya dihalang-halangi, untuk masuk ke dalam kerajaan Allah.
Ya Allah, aku lemah dan kesetiaanku rapuh; kuatkanlah aku dengan Roh-Mu agar aku sungguh setia terhadap pilihan-pilihan hidupku, terutama pilihan untuk percaya kepada-Mu. Amin.
Renungan Ziarah Batin 2017