Jumat, November 15, 2024
26.7 C
Jakarta

Rabu, 5 Juli 2017

pig

Pekan Biasa XIII (H)

Santo Antonius Maria Zakaria, Imam
Bacaan I: Kej. 21:5.8-20
Mazmur: 34:7-8.10-11.12-13; R:7a
Bacaan Injil: Mat. 8:2834

Pada suatu hari Yesus menyeberang Danau Genesaret dan tiba di daerah orang Gadara. Maka datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorang pun yang berani melalui jalan itu. Dan mereka itu pun berteriak, katanya: ”Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?” Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi sedang mencari makan. Maka setan-setan itu meminta kepada-Nya, katanya: ”Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu.” Yesus berkata kepada mereka: ”Pergilah!” Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan setibanya di kota, diceriterakannyalah segala sesuatu, juga tentang orang-orang yang kerasukan setan itu. Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, mereka pun mendesak, supaya Ia meninggalkan daerah mereka.

Renungan

Siapa pun anak manusia yang pernah dilahirkan di dunia tidak akan dibiarkan celaka oleh Tuhan. Hagar dan anak yang dilahirkannya bagi Abraham diusir ke padang gurun, tetapi Tuhan Allah tidak membiarkan mereka mati kehausan. Tuhan bahkan hendak membuat anak dari hamba itu menjadi bangsa yang besar (bdk. Kej. 21:18). Yesus menyelamatkan dua orang yang kerasukan setan dengan mengizinkan setan-setan dalam diri mereka berpindah ke dalam babi-babi (bdk. Mat. 8:32). Perhatian Yesus adalah pada manusia yang harus diselamatkan dari kondisinya kerasukan setan, tetapi hal itu pun tetap mengundang penolakan dari para penduduk kota yang mengetahuinya. Keselamatan manusia sering diabaikan demi harta-benda duniawi yang malah dianggap lebih penting.

Kita sering menjumpai situasi-situasi pelik yang menuntut pertimbangan kemanusiaan. Tuhan hadir di dunia untuk mengasihi manusia, khususnya mereka yang terpinggirkan dalam kehidupan sosial dan yang hidupnya dikuasai oleh roh jahat. Apabila Tuhan sendiri berkenan memihak pada manusia, tentu kita harus menunjukkan sikap yang sama, yakni dalam segala keadaan pertama-tama mengusahakan keselamatan dan kesejahteraan sesama manusia.

Tuhan, semoga kasih-Mu yang berpusat pada keselamatan manusia menginspirasi aku untuk lebih mementingkan keselamatan sesama manusia daripada harta benda duniawi. Amin.

Renungan Ziarah Batin 2017

 

 

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini