Paus Fransiskus pada tanggal 20 Juni 2017 melakukan perjalanan ke dua kota kecil di Italia utara untuk menghormati dua pastor paroki Italia di abad lalu yang memperjuangkan kaum miskin dan menantang dua prelatus agar meninggalkan zona nyaman mereka.
Ketika tiba dengan helikopter di kota Lombardy, Bozzolo, untuk berdoa di makam Don Primo Mazzolari, Paus Fransiskus disambut oleh Uskup Cremona Mgr Antonio Napolioni yang mengumumkan bahwa proses beatifikasi Pastor Mazzolari akan dimulai tanggal 18 September 2017.
Linda Bordoni dari Radio Vatikan melaporkan bahwa Don Mazzolari, yang meninggal tahun 1959, adalah pastor paroki Bozzolo. Dia juga seorang sarjana yang menulis tentang Santo Fransiskus dan Beato John Henry Newman, seorang aktivis anti-fasis yang menentang rezim Mussolini dan dengan penuh semangat membela orang miskin. Pastor Mazzolari, yang pernah mendapat sanksi dari otoritas keuskupan itu, adalah teman dari Paus Yohanes XXIII dan dipuji oleh Paus Paulus VI.
Penghormatan panjang Paus Paus kepada Mazzolari, yang digambarkan sebagai pastor paroki Italia, terutama merupakan seruan kepada para imam untuk tidak menuntut kesempurnaan dari umat beriman, namun mendorong mereka untuk melakukan yang terbaik, dan nasihat kepada mereka untuk membawa pesan Injil kepada masyarakat pinggiran dalam kemiskinan dan dengan kesederhanaan, seraya berpaling dari godaan klerikalisme dan karirisme.
Paus Fransiskus kemudian terbang ke Barbiana, dekat Florence, untuk berdoa di makam Don Lorenzo Milani, seorang pria yang digambarkannya sebagai “orang beriman, yang terpikat pada Gereja” sebagai “pendidik yang penuh gairah” yang menggunakan “cara-cara yang orisinil.”
Pastor Milani, yang meninggal tahun 1967, diakui secara universal karena pernah menjadi penerjemah terbaik pedagogi modern dan kontemporer. Dia adalah seorang imam yang memperhatikan metode-metode formatif untuk kaum muda, dan terutama memperhatikan kebutuhan-kebutuhan orang miskin dan hak-hak pekerja.
Pastor Milani, kata Paus, mengajarkan pentingnya memberikan kepada orang miskin kemampuan untuk berbicara demi diri mereka sendiri, karena “tanpa bicara, tidak ada martabat dan karena itu tidak ada keadilan atau kebebasan.”
Paus Fransiskus mengatakan bahwa ziarah itu dilakukan dengan mengikuti jejak langkah dua pastor paroki yang warisan mereka disebut Paus sebagai “scomodo” yang berarti menantang atau tidak nyaman, namun meninggalkan jejak berseri dalam pelayanan mereka kepada Tuhan dan umat Allah. (pcp berdasarkan Radio Vatikan)