Peringatan Wajib Santo Yustinus (M)
Bacaan I: Kis. 22:30; 23:6-11
Mazmur: 16:1-2a,5,7-8,9-10,11
Bacaan Injil: Yoh. 17:20-26
Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus menengadah ke langit dan berdoa bagi para pengikut-Nya: ”Bapa yang kudus, bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. Ya Bapa, Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, mereka yang telah Engkau berikan kepada-Ku, agar mereka memandang kemuliaan-Ku yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab Engkau telah mengasihi Aku sebelum dunia dijadikan. Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku; dan Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka.”
Renungan
Ada kalanya orang yang akan meninggal memberikan kata-kata perpisahan. Nasehat itu ditaati oleh orang yang masih hidup. Begitu pula dengan Yesus. Injil hari ini mengisahkan sebagian dari sabda perpisahan Yesus. Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus berdoa agar para murid-Nya bersatu. Ia tahu mereka akan mengalami tantangan berat, sebab dunia tidak mau menerima-Nya. Mereka akan ditangkap dan akan tercerai berai. Yesus berdoa agar mereka tetap bersatu, sama seperti Bapa bersatu dengan-Nya dan Dia bersatu dengan Bapa-Nya.
Kerisauan Yesus memang terjadi. Contohnya Paulus, Ia ditangkap, ditahan dan dihadapkan ke Mahkamah Agama di Yerusalem. Sebetulnya, jika Paulus mau dia bisa saja menyangkal Yesus untuk menyelamatkan dirinya. Tetapi, dia tidak berbuat demikian. Imannya teguh dan ia berani beraksi. Yesus menguatkannya juga dan mengatakan dia akan menjadi saksi-Nya hingga ke Roma.
Santo Yustinus martir dan pembela iman yang kita peringati hari ini memberikan contoh juga. Ia berani menjadi saksi Kristus hingga mati. Ia berasal dari Palestina dan mewartakan Injil hingga ke Yunani. Mesir dan Italia. Dia dipenggal kepalanya tahun 165, karena tidak mau menyembah berhala. Bagaimana dengan kita? Bisa saja ada sikap ragu-ragu, mencoba cari selamat sendiri, atau menyembunyikan identitas Katolik kita. Tidak mudah memang menjadi murid Yesus, apalagi menjadi kelompok minoritas. Dibutuhkan iman yang teguh.
Ya Tuhan, semoga kesatuanku dengan Engkau semakin hari semakin erat, sehingga imanku semakin kuat dan aku dapat menjadi saksi-Mu yang setia. Amin.