Minggu Paskah VI
21 Mei 2017
Yohanes 14:15-21
Oleh Frater Valentinus Bayuhadi Ruseno OP
“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya (Yoh 14:15).”
Pernahkah kamu melihat roh? Atau, jika kata roh disebutkan, gambaran apa yang muncul di benak Anda? Mungkin, hantu-hantu menakutkan dari beberapa cerita-cerita atau film horor Hollywood, atau sesuatu yang di luar kekuatan manusia dan tidak bisa dijelaskan. Kata ‘roh’ seringkali memunculkan gambaran yang mengerikan dan menyeramkan karena selalu berhubungan dengan kematian, dunia akhirat, dan fenomena paranormal yang tidak dapat dijelaskan.
Namun, dalam Alkitab, roh sejatinya tidak menakutkan, dan faktanya, ini adalah konsep dan kenyataan yang mendasar. Dalam bahasa Ibrani, roh adalah ‘ru’ah’. Kata ‘ru’ah’ ini erat kaitannya dengan nafas, udara atau angin. Roh itu seperti udara. Ini tidak berbentuk dan tak terlihat, tapi semua benda terisi dan dikelilingi olehnya. Roh itu seperti angin. Ini tidak bisa dikendalikan, tapi adalah kekuatan dahsyat yang membentuk alam. Dan roh itu seperti nafas. Kita tidak bisa melihat dan menyentuhnya, namun ini memenuhi kita dengan kehidupan.
Pada awal kisah penciptaan, Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air (lih. Kej 1: 2). ‘Nafas ilahi’ ini muncul juga dalam kisah penciptaan manusia. Tuhan kemudian menghembuskan nafas kehidupan ke dalam lubang hidungnya dan manusia menjadi hidup (lih. Kej 2:7). Kemudian, ketika pria dan wanita menjadi jahat, Tuhan pun mengambil kembali ‘roh’-Nya dari mereka dan mereka akan kembali menjadi debu (lih. Kej 6: 3). Dari sini, kita bisa mengerti bahwa roh adalah kekuatan di balik ciptaan. Roh adalah sumber kehidupan kita. Selain itu, roh juga menghubungkan kita dengan Yang Ilahi. Namun, karena dosa, roh akan diambil, dan manusia akan kembali menjadi debu.
Dalam Injil hari ini, Yesus mengajarkan bahwa Roh Allah ini bukan hanya sebuah kekuatan alamiah yang tak bernyawa, tapi Roh Allah ini adalah juga pribadi yang hidup. Yesus memperkenalkan Dia sebagai Penolong yang lain. Kata ‘yang lain’ sangat penting, karena Sang Penolong pertama sebenarnya adalah Yesus sendiri (lih. 1 Yoh 2: 1). Ketika Yesus pergi kepada Bapa, Roh Kudus akan melanjutkan misi Yesus dan menjadi saksi-Nya. Sebagai Penolong ilahi, Dia akan membantu, membela, menguatkan, menghibur dan mengajarkan kita yang memiliki iman kepada Yesus. Penting juga untuk dicatat bahwa Roh ini diberikan untuk membantu kita mematuhi perintah Yesus. Apakah perintah Yesus yang baru dan terbesar? “supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi (Yoh 13:34).” Roh Kudus ada untuk membantu kita dalam mengasihi Allah dan sesama. Sesungguhnya, Dia adalah kekuatan dan kemampuan kita untuk mengasihi. Tanpa Dia, tidak mungkin bagi kita untuk mengasihi seperti Yesus.
Sekarang kita mengerti bahwa kehadiran Roh Kudus tidak hanya selama pertemuan doa karismatik di mana seseorang mulai berbicara dalam bahasa roh, namun kehadiran dan aktivitas-Nya memenuhi kehidupan kita. Saat kita bangun di pagi dan kita diingatkan untuk berdoa, Dia ada di dalam kita. Bila kita dibenci dan dianiaya, namun kita terus menyatakan kebenaran, Dia ada di dalam kita. Saat mencintai menjadi sulit dan menyakitkan, tapi kita terus mencintai, Dia ada di dalam kita. Dia adalah Penolong kita, pribadi ketiga dalam Tritunggal Mahakudus, Sang Roh Kudus.***