PEKAN SUCI (U)
Santo Stanislaus dari Krakow;
Santo George Gervase OSB
Bacaan I: Yes. 49:1-6
Mazmur: 71:1-2.3-4a.5-6ab.15.17; R:15
Bacaan Injil: Yoh. 13:21–33.36–38
Di dalam perjamuan Paskah dengan murid-murid-Nya Yesus sangat terharu, lalu bersaksi: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya. Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: “Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!” Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: “Tuhan, siapakah itu?” Jawab Yesus: “Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.” Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: “Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.” Tetapi tidak ada seorang pun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: “Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.“ (Bacaan selengkapnya lihat Alkitab)
Renungan
Untuk mengikuti Yesus, kita harus menyangkal diri, termasuk pelan-pelan melepas cita-cita kita bila hal itu bertentangan dengan cita-cita Yesus. Ini memang sebuah proses, namun proses yang mempunyai tujuan yang jelas: mengikuti Yesus.
Barangkali inilah yang terjadi pada Yudas Iskariot. Setelah sekian lama mengikuti Yesus, dia tetap memegang cita-citanya sendiri. Seperti kebanyakan orang Yahudi, dia juga mencita-citakan kemerdekaan dan kejayaan bangsanya. Dia juga berharap dapat ambil bagian dalam perjuangan kemerdekaan bangsanya dan kelak menjadi salah satu pahlawan yang dihargai dengan jabatan tertentu. Namun, kenyataannya lain. Yesus malah memperbincangkan nasib penderitaan yang akan ditanggung-Nya. Pikiran Yudas pun terpecah dan tidak fokus lagi pada Yesus. Pada saat inilah ia mudah dirasuki Iblis dan akhirnya menyerahkan Yesus untuk ditangkap dan disalibkan.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita tetap setia dan fokus mengikuti Yesus? Mungkin seperti Petrus kita kadang juga menyangkal Yesus karena takut. Tetapi, jangan pernah kita menyerahkan Yesus demi terpenuhinya cita-cita kita.
Ya Tuhan, aku mau mengikuti-Mu dalam susah dan senang hidupku. Hanya Engkaulah Tuhan dan Andalanku. Aku percaya pada-Mu. Amin.