Paus Fransiskus mencela serangan teror di gereja Koptik Santo George – Mar Girgis – di kota Tanta, utara Kairo, Mesir, yang menewaskan lebih dari dua lusin orang dan melukai 70 orang lainnya. “Kita berdoa bagi para korban,” kata Paus Fransiskus dalam sambutannya kepada umat beriman yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus untuk berdoa Angelus bersamanya sesudah Misa Minggu Palma, 9 April 2017.
“Untuk saudaraku terkasih, Paus Tawadros II,” lanjut Paus Fransiskus, “untuk Gereja Koptik dan untuk segenap bangsa Mesir yang terkasih, saya menyatakan belasungkawa yang mendalam. Saya berdoa bagi yang meninggal dan yang terluka, dan saya dekat dalam roh dengan anggota keluarga [dari yang meninggal dan terluka] dan dengan seluruh masyarakat.”
Menurut CNN, ledakan bom yang diletakkan di bawah bangku gereja di Gereja Saint George, Tanta, menewaskan 27 orang dan melukai 78 orang.
Namun, tak lama setelah ledakan pertama di Tanta itu, lanjut CNN, paling kurang 16 orang tewas dan 41 lainnya terluka dalam bom bunuh diri di luar Katedral Ortodoks Koptik Santo Markus di Alexandria. Menurut media pemerintah Mesir, kepala Gereja Koptik Mesir Paus Tawadros II berada dalam katedral itu saat ledakan terjadi, namun dia tidak terluka.
Dari jumlah yang dilaporkan CNN, seluruh korban akibat ledakan di kedua gereja Koptik itu sebanyak 43 orang tewas dan 119 orang terluka.
Lewat lembaga persnya, Amaq, ISIS mengaku bertanggung jawab atas kedua serangan itu. “Sebuah kelompok milik ISIS melakukan kedua serangan terhadap gereja-gereja di kota Tanta dan kota Alexandria itu,” katanya.
Serangan Alexandria, yang menghantam kursi bersejarah Paus Koptik, dilakukan oleh seorang pembom bunuh diri, kata Kementerian Kesehatan Mesir, seraya menambahkan bahwa tiga polisi tewas dalam serangan itu.
Serangan-serangan itu merupakan serangan terbaru dalam serangkaian gangguan terhadap kelompok minoritas Kristen di Mesir, yang jumlahnya sekitar 10 persen dari 92 juta penduduk, dan yang telah berulang kali ditargetkan oleh kelompok ekstrimis Islam. Peristiwa itu terjadi hanya beberapa minggu sebelum Paus Fransiskus dijadwalkan mengunjungi Mesir pada akhir April 2017.
Paus Fransiskus meminta semua umat beriman dalam Doa Angelus itu untuk berdoa, “Semoga Tuhan mengubah hati orang-orang yang menabur teror, kekerasan dan kematian, serta juga hati orang-orang yang membuat dan berdagang senjata.”(pcp berdasarkan Radio Vatikan dan CNN)