MINGGU PALMA (M)
Santa Kasilda; Santo Thomas OFM, dkk
Bacaan I: Yes. 50:4-7
Mazmur: 22:8-9.17-18a.19-20.23-24; R: 2a
Bacaan II: Flp. 2:6-11
Bacaan Injil: Mat. 26:14–27:66 (Mat. 27:11–54)
Sekali peristiwa pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata: “Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?” Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: “Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?” Jawab Yesus: “Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku.” Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: “Bukan aku, ya Tuhan?” Ia menjawab: “Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan.” Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: “Bukan aku, ya Rabi?” Kata Yesus kepadanya: “Engkau telah mengatakannya.” (Bacaan selengkapnya lihat Alkitab)
Renungan
Kerajaan Allah terwujud ketika orang mau taat kepada Allah sebagai rajanya. Taat di sini adalah soal kerelaan hati, bukan takluk karena dikalahkan, bukan terpaksa karena takut. Karena itulah, untuk membangun Kerajaan Allah yang menyelamatkan, Yesus tidak menunjukkan kuasa dan kekuatan-Nya, namun kerendahan hati dan kesediaan-Nya untuk melayani. Ia tidak naik kuda dengan senjata lengkap sebagai penakluk, melainkan naik keledai, hewan beban yang siap melayani. Untuk merebut hati manusia, Yesus mengosongkan diri, status-Nya yang mulia sebagai Allah, dengan menjadi sesama kita manusia. Dan dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Bagaimana dengan kita murid-murid-Nya. Jalan apa yang kita gunakan untuk ikut membangun Kerajaan Allah? Apakah kita mengikuti jalan dunia ataukah jalan Putra manusia yang merendahkan diri, menjadi sesama bagi siapa saja, dan siap melayani? Apakah dalam keluarga, tempat pendidikan, tempat kerja kita suka bersaing dan mengalahkan, atau solider dan siap melayani?
Minggu Palma disebut juga Minggu Sengsara karena memulai Pekan Suci yang merupakan puncak hidup dan karya keselamatan Yesus. Mari kita masuki Pekan Suci dengan mengosongkan diri dari semangat dan hal-hal duniawi, agar dengan mata dan hati terbuka kita belajar dari Yesus, dari jalan yang ditempuh-Nya, yakni jalan ketaatan kepada Allah, jalan kasih dan pemberian diri tanpa batas.
Ya Tuhan, aku mau merenungkan sengsara-Mu secara istimewa selama pekan suci ini, dengan rela melepaskan kesombonganku dan belajar untuk rendah hati dan melayani. Amin.
Untuk menjadi tinggi harus ada yg rendah, untuk menjadi besar harus ada yg kecil, jgn pernah merendahkah siapapun krn semua manusia sama dimata Tuhan, Tuhan mau menjadi manusia demi penebusan kita umatnya, apakah kita mau setia dan taat kepada-Nya????