PEKAN BIASA VIII (H)
Santo Gabriel Possenti; Santo Leander
Bacaan I: Sir. 17:24–29
Mazmur: 32:1–2.5.6.7; R:11a
Bacaan Injil: Mrk. 10:17–27
Pada suatu hari Yesus berangkat untuk meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil bertelut di hadapan-Nya ia bertanya: “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?” Jawab Yesus: “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain daripada Allah saja. Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan ibumu!” Lalu kata orang itu kepada-Nya: “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.” Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: “Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Mendengar perkataan itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya. Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi, Yesus menyambung lagi: “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Mereka makin gempar dan berkata seorang kepada yang lain: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah. Sebab segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah.”
Renungan
Orang kaya bertemu dengan Yesus. Orang kaya itu bertanya kepada Yesus mengenai apa yang harus diperbuatnya untuk memperoleh hidup yang kekal. Kemudian Yesus menyoal pelaksanaan perintah Allah. Rupanya orang kaya itu sudah melaksanakan hukum Allah itu, bahkan ia jalani sejak masa mudanya.
Lalu Yesus memandang dia, menaruh kasih kepadanya dan berkata: ”Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di surga, kemudian datanglah kemari dan ikutlah Aku” (Mrk. 10:21). Mendengar perkataan itu ia kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab hartanya banyak.
Ternyata, mengikuti Yesus itu menuntut pengabdian total. Pelaksanaan hukum saja tidaklah cukup. Ketidakmelekatan pada harta dan kesanggupan berbagi milik juga harus menjadi ciri para pengikut Yesus.
Yang kedua, harta pun sesungguhnya bisa menjadi sarana bagi kita dalam mengikuti Kristus. Kekayaan yang kita miliki memungkinkan kita untuk memperhatikan kaum papa, memberdayakan dan memanusiawikan mereka. Dengan kata lain, Yesus sesungguh tidak pernah memusuhi orang kaya, yang memanfaatkan kekayaannya bagi keselamatan banyak orang. Bagaimana dengan kita?
Ya Bapa, perkenankanlah aku menjadi pengikut-Mu yang setia agar aku bisa memasuki kehidupan kekal. Amin.