PEKAN BIASA VI (H)
Onesimus; Santo Porforius; Beato Simon dari Cascia, Imam
Bacaan I: Kej. 9:1–13
Mazmur 102:16–18.19–21.29.22–23; R:20b
Bacaan Injil: Mrk. 8: 27–33
Pada suatu hari Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Kata orang, siapakah Aku ini?” Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.” Ia bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Petrus: “Engkau adalah Mesias!” Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia. Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. Maka, berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
Renungan
Allah memberi diri sepenuhnya. Ia selalu memberi kesempatan baru. Sesudah air bah yang memusnahkan bumi dan manusia, Allah mengulangi maksud baik-Nya. Allah kembali mengadakan perjanjian dengan manusia dan keturunannya. Sejak itu bumi dan segala yang hidup tidak akan dilenyapkan air bah, segala ciptaan Allah serahkan kepada manusia untuk dijaga dan dipelihara, dan kepada manusia diserahi tugas untuk memenuhi bumi dengan keturunan.
Pemberian diri Allah tanpa batas itu kita imani pula di zaman Perjanjian Baru. Yesus, sebagai pewahyuan diri Allah, mengabdi sepenuhnya bagi penebusan manusia hingga wafat di kayu salib. Misteri cinta yang pasti tidak bisa dicerna oleh akal manusia. Kasih dan kehendak Allah itu di luar nalar manusia. Alhasil pengenalan manusia kepada Yesus pun sangat beragam.
Dari antara orang banyak ada yang mengenal Yesus sebagai Yohanes Pembaptis, Elia, atau salah seorang dari para nabi. Namun Petrus, kepala para rasul, memberi kesaksian yang tepat: “Engkau adalah Mesias!”
Kini kita menjadi kekasih Allah. Marilah kita jaga martabat ini dengan makin mengenal Yesus Kristus, makin setia pada kehendak-Nya, dan dengan mencintai semua ciptaan-Nya.
Ya Allah, tak henti-hentinya Engkau mencintai aku. Jadikanlah aku pewarta kasih-Mu agar semakin banyak orang merasakan penebusan-Mu. Amin.