PEKAN BIASA II (H)
Santa Priscilla; Santo Marcellus I; Santo Honoratus; Santo Berardus,
Bacaan I: Ibr. 5:1–10
Mazmur: 110:1.2.3.4; R:4bc
Bacaan Injil: Mrk. 2:18–22
Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: ”Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka: ”Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula.”
Renungan
Sebagai pemimpin, Yesus menjadi jembatan buat kita kepada Bapa. Ia memberi pelajaran hidup dan iman kepada Allah melalui pengalaman hidupnya sendiri di dunia. Kita mempunyai Allah yang paling mengerti kita! Kita mempunyai Allah yang tahu apa artinya menderita dan berjuang kemudian menang. Yesus menjadi pemimpin kita dan sekaligus ”Pahlawan” untuk menyelamatkan kita. Apakah kita berani semakin percaya kepada Tuhan Yesus?
Kadang kesulitan hidup membuat kita mengeluh dan bahkan sampai putus asa. Tetapi, ketika kita melihat Yesus terbukalah mata kita bahwa ada satu kekuatan yang dapat membantu hidup kita ketika kesulitan melanda, yaitu iman. Dengan iman yang teguh, kita diharapkan tidak setengah-setengah mengikuti Yesus. Kita patut berjuang demi sesuatu yang memang benar dan baik. Tuhan akan selalu menyertai hamba-Nya yang berjuang demi kebenaran dan kebaikan sesama.
Ya Allah, aku percaya Engkau telah memberiku kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang buruk. Berkatilah aku hari ini dan seterusnya, agar aku semakin seutuhnya mengikuti Engkau, membiarkan kebaikan menjadi pilihanku, dan kebenaran menjadi cara hidupku. Amin.