PEKAN SEBELUM EPIFANI (P)
Santo Raimudus dari Penyafort; Beata Lindalva, Perawan Martir
Bacaan I: 1Yoh. 5:14–21
Mazmur: 149:1–2.3–4.5.6a.9b; R: 4a
Bacaan Injil: Yoh. 2:1–12
Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ. Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: ”Mereka kehabisan anggur.” Kata Yesus kepadanya: ”Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.” Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: ”Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!” Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: ”Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.” Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka: ”Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Lalu mereka pun membawanya. Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu — dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya — ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya: ”Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.” Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya. Sesudah itu Yesus pergi ke Kapernaum, bersama-sama dengan ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya dan murid-murid-Nya, dan mereka tinggal di situ hanya beberapa hari saja.
Renungan
Kepercayaan membuat orang menjadi sempurna. Maria memberi teladan kepada kita mengenai iman yang tak terpatahkan. Keajaiban sering kali terwujud bukan karena kuasa Allah semata, tetapi karena keyakinan dan iman kita. Betapa beruntungnya kita mempunyai Bunda Tuhan yang meneladan iman itu, sehingga Allah mendengarkan dan menaruh hati-Nya kepada kita, manusia.
Kita sering jatuh ke dalam dosa tidak percaya. Baik tidak percaya kepada sesama, bahkan tidak percaya kepada Allah. Keraguan ini yang kiranya membawa kita semakin jauh dari Tuhan dan jauh dari mukjizat-Nya. Mengapa kita sulit percaya? Mengapa kita lebih suka pada hal-hal yang masuk akal saja? Bukankah hidup kita sendiri sudah merupakan keajaiban? Hari ini mari kita tempatkan Allah di hati kita dan kita beri kesempatan Allah bertindak.
Ya Yesus, bersabdalah, aku ingin mendengarkan-Mu. Aku ingin membuka hati, sehingga kuasa kasih-Mu mengalir dalam hidupku dan mengubahku menjadi sahabat-Mu. Semoga hari ini aku dapat berbuat lebih baik lagi dengan iman dan kepercayaanku. Amin.