Pada hari Natal 25 Desember 2016 Paus Fransiskus mengucapkan Selamat Natal dan memberikan Pesan Natal “Urbi et Orbi” (untuk Kota Roma dan seluruh dunia) dengan mengatakan, “Hari ini Gereja sekali lagi mengalami keajaiban Perawan Maria, Santo Joseph dan para gembala dari Betlehem, saat merenungkan anak yang baru lahir yang diletakkan di dalam palungan: Yesus, Sang Juruselamat.”
Pada hari penuh cahaya ini, kata Paus, bergema kembali seruan kenabian: “Seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita. Lambang pemerintahan ada di atas bahu-Nya, dan nama-Nya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai” (Yes 9: 6).
Kekuatan anak ini, Anak Allah dan Anak Maria, lanjut Bapa Suci di depan sekitar 40.000 orang di lapangan itu, “bukanlah kekuatan dunia ini, berdasarkan kekuasaan dan kekayaan; itulah kekuatan cinta. Itulah kekuatan yang menciptakan langit dan bumi, yang memberikan kehidupan kepada segala ciptaan: mineral, tumbuhan dan hewan.”
Kekuatan itu, lanjut Paus, “menarik pria dan wanita, dan membuat mereka satu daging, satu eksistensi yang tunggal; itulah kekuatan yang memberi kelahiran baru, yang mengampuni kesalahan, yang mendamaikan musuh-musuh, dan yang mengubah yang jahat menjadi yang baik.”
Itulah kekuatan Allah, tegas Paus. “Kekuatan cinta ini menyebabkan Yesus Kristus melucuti dirinya dari kemuliaan-Nya dan menjadi manusia; kekuatan itu menyebabkan Dia memberikan hidup-Nya di kayu salib dan bangkit dari antara orang mati. Itulah kekuatan pelayanan, yang mengawali Kerajaan Allah, kerajaan keadilan dan perdamaian di dunia kita.”
Karena alasan ini, kata Paus, kelahiran Yesus diiringi lagu para malaikat: “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya!”(Luk 2:14).
Hari ini, tegas Paus, “pesan ini pergi sampai ke ujung bumi untuk mencapai semua orang, terutama yang terluka oleh perang dan konflik keras yang tampaknya lebih kuat daripada kerinduan untuk perdamaian.”
Paus Fransiskus lalu memberikan salam dan harapan damai bagi orang-orang di Suriah yang dilanda peperangan, terutama di kota Aleppo, di Tanah Suci, di berbagai bagian Afrika, terutama di Nigeria, di Ukraina, di Kolombia, di Venezuela, di Myanmar, dan di semenanjung Korea.
“Damai bagi mereka yang kehilangan orang-orang terkasih akibat tindakan brutal terorisme, dan bagi mereka yang menaburkan ketakutan dan kematian ke dalam hati begitu banyak negara dan kota,” kata Paus Fransiskus.
“Damai – bukan sekedar kata, tapi perdamaian nyata dan konkret – bagi saudara-saudari kita yang dibuang dan ditinggalkan, bagi yang menderita kelaparan dan semua korban kekerasan. Damai bagi orang-orang buangan, migran dan pengungsi, bagi semua orang kini jadi korban perdagangan manusia. Damai bagi orang-orang yang menderita karena ambisi ekonomi dari beberapa orang, karena ketamakan belaka dan penyembahan berhala terhadap uang, yang mengarah pada perbudakan. Damai bagi mereka yang terkena dampak kerusuhan sosial dan ekonomi, dan bagi mereka yang menanggung konsekuensi gempa bumi atau bencana alam,” kata Paus.
“Damai bagi anak-anak, teristimewa hari ini saat Allah menjadi seorang anak, khususnya semua anak yang kebahagiaan masa kanak-kanaknya dirampas karena kelaparan, perang atau keegoisan orang dewasa,” kata Paus.
“Damai di bumi bagi pria dan wanita berkehendak baik, yang setiap hari bekerja dengan tenang dan sabar, dalam keluarga-keluarganya dalam masyarakat, untuk membangun dunia yang lebih manusiawi dan adil, ditopang oleh keyakinan bahwa hanya dengan perdamaian ada kemungkinan bagi masa depan yang lebih sejahtera untuk semua,” kata Paus.
Selain meminta semua yang memenuhi Lapangan Santo Petrus Vatikan itu menyambut “seorang anak yang lahir untuk kita, untuk kita seorang putera diberikan” yakni “Raja Damai”, Paus memberikan berkat apostolik serta salam kepada semua orang, bukan saja yang berada di lapangan itu tetapi semua orang yang terkait dengan acara itu melalui radio, televisi dan alat komunikasi lain.
Pada hari sukacita ini, kata Paus, “kita semua dipanggil untuk merenungkan Anak Yesus, yang sekali lagi memberikan harapan kepada setiap orang di muka bumi. Oleh kasih karunia-Nya, marilah kita dengan suara dan tindakan kita memberikan kesaksian solidaritas dan damai. Selamat Natal semuanya!” (paul c pati)