Jumat, November 22, 2024
33.6 C
Jakarta

Selasa, 08 November 2016

servant_leadership

PEKAN BIASA XXXII (H)
Santo Teoktista; Santo Klaudius, dkk. Martir

Bacaan I: Tit. 2:1-8.11-14

Mazmur: 37:3-4.18.23.27.29; R:39a

Bacaan Injil: Luk. 17:7-10

Yesus bersabda kepada para murid: ”Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan! Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”

Renungan

Ibu dan ayah kita selalu mengingatkan kita, anak-anaknya, untuk hidup jujur, sederhana, dan memiliki solidaritas terhadap sesama. Mereka juga menasihati kita agar bertanggung jawab dengan kepercayaan yang diberikan kepada kita dan tak lupa berbela rasa dengan orang lain. Sikap demikian bertumbuh hingga kita menjadi dewasa. Sebenarnya nasihat dan petuah demikian sudah mereka hidupi dan mereka warisi dari nenek dan kakek yang mengajarkan hal yang senada. Sikap dan pola hidup demikian menjadi garis dan koridor yang mengarahkan hidup kita sekarang menuju kebaikan.

Warisan etika kehidupan demikian telah digariskan oleh Rasul Paulus kepada Titus agar diwartakan kepada umat beriman. Cara dan sikap hidup ini memampukan orang untuk melihat lebih jauh dan dalam akan Allah sendiri yang telah menyelamatkan dan menuntun hidup kita dengan ajaran-ajaran-Nya.

Yesus menasihati kita untuk selalu setia dan sadar akan tugas dan kewajiban yang kita terima dan kita hidupi. Kesadaran ini membuka semangat kerendahan hati bahwa hidup, karya, dan apa pun yang kita lakukan hendaknya bertumpu pada iman akan Yesus sendiri. Iman ini pula yang mengarahkan kesadaran bahwa Allah itu adalah segalanya bagi kita.

Tuhan, berikanlah aku kekuatan dan kesadaran agar aku selalu setia dan mampu mewartakan nama-Mu sehingga semakin banyak orang mengenal dan mencintai-Mu. Amin.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini