Mulanya Zakeus seorang pemungut cukai, selalu dihindari masyarakat karena gaya hidupnya memeras. Tapi kemudian, dia menjadi manusia baru yang ‘dilawati ‘ Tuhan melalui keinginan Yesus yang mau menginap di rumah sang pemungut cukai itu. “Di sinilah makna perjumpaan Yesus. Zakeus menjadi manusia baru. Pegiat Elisabet Ministry pun selalu berusaha menjadi manusia baru, merelakan diri ‘roti kerahiman’ yang bisa dibagi-bagi.”
Uskup Agung Ende Mgr Vincentius Sensi Potokota Pr berbicara dalam homili Misa HUT ke-35 Elisabet Ministry yang dipimpin Esther Kandou, ini sekaligus HUT ke-50 pernikahan Esther dan Alex Kandou, di lantai 15 Aula Universitas Katolik Atmajaya, Jakarta, 29 Oktober 2016.
Misa yang dipimpin Uskup Sorong Mgr Nicolas Saputra itu didampingi Mgr Visensius Potokota, Uskup Sibolga Mgr Ludovikus Manullang OFMCap, Uskup Atambua Mgr Dominikus Saku Uskup Denpasar Mgr Silvester San, Vikep KAJ Past Al. A Binawan SJ dan Pastor Melky Tore MSC. Acara itu dihadiri sekitar 800 undangan termasuk Pastor Lamber Sugiri SJ dan sejumlah umat KAJ.
Menurut Mgr Potokota, pendiri Elisabet Ministry adalah sosok yang disemangati Roh Kudus “sehingga mereka bisa penuh semangat melayani dari Sabang sampai Merauke bahkan luar negeri. Para penggiat Elisabet Ministry adalah mereka yang senantiasa menunjukkan wajah kerahiman Allah.”
Mgr Potokota berharap anggota Elisabet Ministry selalu bergiat dalam pelayanan karitatif maupun Kebaktian Kebangunan Rohani Katolik (KKRK) di seluruh wilayah Indonesia juga luar negeri.
Ketua Umum Elisabet Ministry, Esther Kandao, mengatakan kepada PEN@ Katolik bahwa pelayanannya sudah dilakukan selama 35 tahun bukan tanpa tantangan. “Ada umat yang menolak tapi karena ketabahan Tuhan selalu menunjukkan jalan keluar,” kata Ester seraya mengakui bahwa semua pelayanan yang dilakukan merupakan tanda syukur kepada Tuhan atas rahmat yang diperolehnya.
Pada usia 33 tahun, ceritanya, dia mengalami sakit jantung, namun saat mengikuti KKRK dia mengalami penyembuhan sampai dengan saat ini. Kesembuhan itu ia syukur dan berjanji untuk membaktikan dirinya untuk melakukan pelayanan hingga kini. “’Tuhan sangat luar biasa. Dia memberikan saya kemampuan untuk selalu membaca Firman Tuhan dan hingga kini dan terus melayani,” ungkap wanita berusia 72 tahun itu. (Konradus R Mangu)