PEKAN BIASA XXIX (H)
Santo Paulus dari Salib; Santo Petrus dari Alkantara;
Santo Yohanes de Brebeuf dan Isaac Jogues
Bacaan I: Ef. 3:2-12
Mazmur: Yes. 12:2-3.4bcd.5-6; R:3
Bacaan Injil: Luk. 12:39-48
Pada suatu ketika berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya: ”Camkanlah ini baik-baik! Jika tuan rumah tahu pukul berapa pencuri akan datang, ia tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu sangkakan.” Kata Petrus: ”Tuhan, kamikah yang Engkau maksudkan dengan perumpamaan itu atau juga semua orang?” Jawab Tuhan: ”Jadi, siapakah pengurus rumah yang setia dan bijaksana yang akan diangkat oleh tuannya menjadi kepala atas semua hambanya untuk memberikan makanan kepada mereka pada waktunya? Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya tuannya itu akan mengangkat dia menjadi pengawas segala miliknya. Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya: Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk, maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya, dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia. Adapun hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut, dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih banyak lagi dituntut.”
Renungan
Menjadi ahli waris Kerajaan Allah bukanlah perkara keturunan. Keanggotaan Kerajaan Allah tidaklah eksklusif; menyingkirkan satu dari yang lain. Justru sebaliknya, Kerajaan Allah merangkul siapa pun yang berkehendak baik dan mau diselamatkan.
Begitulah yang dinyatakan oleh Santo Paulus: ”… bahwa orang-orang bukan Yahudi, karena Berita Injil, turut menjadi ahli-ahli waris dan anggota-anggota tubuh dan peserta dalam janji yang diberikan dalam Kristus Yesus” (Ef. 3:6) Santo Paulus membuka cara pandang umat di zamannya bahwa menjadi anggota Tubuh Kristus adalah sebuah panggilan bagi seluruh umat manusia tanpa kecuali. Menjadi anggota Tubuh Kristus adalah panggilan untuk hidup dalam kewaspadaan. Orang waspada adalah orang yang selalu setia melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, bukan karena ingin mendapat pamrih atau balas jasa, melainkan karena sudah menjadi kewajibannya. Memang kelihatannya seperti rutinitas; asal berjalan. Namun, jangan pernah memandang sebelah mata pada orang yang bertahan dalam rutinitas, walaupun kadang-kadang karena kelemahan manusiawinya ia menjalankan tugasnya begitu saja. Sebab, untuk tetap memelihara keberlangsungan tanggung jawab tersebut, memerlukan sebuah kesetiaan pada tugas. Kesetiaan adalah keutamaan yang tidak dibawa secara lahiriah dalam hidup manusia, melainkan suatu sikap hidup yang harus dijaga dan dilatih terus-menerus.
Tuhan, utuslah Roh keperkasaan-Mu agar aku selalu setia dalam tugasku. Amin.