PEKAN BIASA XXV (H)
Peringatan Wajib Santo Pandre Pio dari Pietrecina;
Santo Linus; Santa Tekla
Bacaan I: Pkh. 3:1-11
Mazmur: 144:1a.2abc.3-4; R:1a
Bacaan Injil: Luk. 9:19-22
Pada suatu ketika Yesus sedang berdoa seorang diri. Maka datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Yesus lalu bertanya kepada mereka: ”Kata orang banyak siapakah Aku ini?” Jawab mereka: ”Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.” Yesus bertanya lagi kepada mereka: ”Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus: ”Mesias dari Allah.” Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapa pun. Dan Yesus berkata: ”Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.”
Renungan
Dalam dunia sepak bola, pemilik, manager, pelatih, pemain dan bahkan pendukung/suporter, selalu saja ada keyakinan dalam diri bahwa klub kita akan menang dan menjadi juara. Usaha dan perjuangan panjang untuk juara seakan ”soal waktu saja”.
Kitab Pengkhotbah juga menyajikan suatu keyakinan bahwa segala sesuatu ada waktunya. Ada waktunya bagai Yesus pula untuk mengajarkan berbagai hal tentang diri-Nya, dan ada waktu juga bagi Dia untuk bertanya kepada para murid-Nya. Ada waktu bagi para murid untuk menjawab dari apa yang mereka dengar tentang Yesus, dan ada waktunya juga bahwa mereka harus menjawab dari apa yang mereka tahu dan yakini dalam diri mereka ketika Yesus berkata, ”Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Dari dialog Yesus dengan para murid, nyatalah bahwa dalam hal beriman dan mengikuti Yesus, para murid harus berjuang untuk mengubah pandangan dan keyakinan mereka, dari hal-hal yang dikatakan orang, kepada apa yang dapat dikatakan dan diyakini sendiri.
Sudah sekian lama kita mengenal Yesus atau mendengar cerita tentang diri-Nya menurut kata orang atau dari berbagai buku dan pengajaran. Jika sekarang adalah ”waktunya” Yesus bertanya dan meminta suatu ”jawaban pribadi”, apa katamu tentang Dia, apa jawabanmu?
Ya Tuhan, oleh kebijaksanaan-Mu, buatlah aku mampu meyakini secara pribadi kebenaran-kebenaran iman tentang Engkau yang aku dengar dan pelajari dari berbagai sumber. Amin.