Dalam kunjungan satu hari ke Assisi, kota bukit di Italia tengah tempat Santo Fransiskus lahir, Paus Fransiskus mengikuti penutupan Hari Doa se-Dunia untuk Perdamaian, 20 September 2016. Acara antaragama itu diselenggarakan oleh Komunitas Sant’Egidio. Tema dari pertemuan internasional selama tiga hari tahun ini adalah “Haus akan Perdamaian. Agama-Agama dan Budaya-Budaya dalam Dialog.”
Tahun ini adalah ulang tahun ke-30 dari Hari Doa se-Dunia untuk Perdamaian Pertama yang dilakukan Santo Yohanes Paulus tahun 1986, sebuah peristiwa bersejarah saat para pemimpin dunia dari agama-agama berbeda datang bersama-sama untuk pertama kalinya untuk berdoa bagi perdamaian.
Paus melakukan perjalanan ke Assisi dengan helikopter. Setelah mendarat di dekat Basilika Santa Maria Para Malaikat, Paus disambut oleh Uskup Assisi Mgr Domenico Sorrentino dan otoritas lokal. Kemudian Paus melakukan perjalanan dengan mobil ke Biara Suci Assisi. Di sana Paus disambut oleh Pastor Mauro Gambetti, Kustos (penjaga) Biara Kudus, Uskup Agung Konstantinopel Patriark Ekumenis Bartholomeus I, perwakilan Muslim, Uskup Agung Canterbury Dr Justin Welby, Patriark Gereja Orthodoks Siria Antiokia Moran Mor Ignatius Aphrem II, perwakilan Yahudi, dan Pemimpin Tertinggi Agama Budha Sekte Tendai (Jepang). Kemudian mereka menuju Biara Sixtus IV tempat para wakil-akil denominasi Kristen serta Agama-Agama Dunia menunggu.
Paus Francis menyapa semua peserta Hari Doa se-Dunia untuk Perdamaian sebelum makan siang di ruang makan dari Biara Suci. Makan siang itu juga dihadiri oleh para pengungsi dari Suriah.
Di sore hari, Paus Fransiskus bertemu secara individual dengan Bartholomeus I, perwakilan Muslim, Uskup Agung Justin Welby, Patriark Aphrem II, dan perwakilan Yahudi.
Dari pukul 16:00 waktu setempat berlangsung Doa-Doa untuk Perdamaian di beberapa tempat berbeda. Setelah Doa Ekumenis Kristen berlangsung di Basilika Santo Fransiskus Bagian Bawah, semua peserta bertemu dengan perwakilan-perwakilan dari agama-agama lain yang telah berdoa di tempat-tempat berbeda sebelum berpindah ke podium yang terletak di lapangan.
Upacara penutupan berlangsung pukul 5:15 di Lapangan Santo Fransiskus dengan pesan-pesan yang dibaca oleh Paus Fransiskus, seorang korban perang, Patriark Bartholomeus I, perwakilan Muslim, perwakilan Yahudi, perwakilan Sekte Buddha Jepang, dan oleh Pendiri Komunitas Sant’Egidio Profesor Andrea Riccardi.
Sebuah surat yang menyerukan perdamaian diserahkan kepada anak-anak dari berbagai negara dan semua hadir melakukan hening cipta bagi para korban perang. Kemudian dilakukan penandatanganan Seruan Perdamaian, penyalahan dari dua lilin simbolis dan pertukaran tanda perdamaian mengakhiri Hari Doa se-Dunia untuk Perdamaian.
Paus Francis dijadwalkan pulang dari Assisi pukul 18:30 dan tiba kembali di Lapangan Helikopter Kota Vatikan 1 jam kemudian. (pcp berdasarkan Radio Vatikan)