Minggu, Desember 22, 2024
28.6 C
Jakarta

Retret iman YOUCAT Center Indonesia bersama OMK sedunia dalam WYD 2016

 IMG-20160720-WA0032

Oleh Dessy Ira Hwati ***

“Aku menginginkan satu juta orang muda Kristiani, atau lebih baik lagi satu generasi, yang menghidupi dan menyuarakan Ajaran Sosial Gereja (ASG) bagi orang muda lainnya.” Mimpi dan harapan Paus Fransiskus inilah yang mendorong perjalanan retret iman tim kami YOUCAT Center Indonesia. YOUCAT adalah singkatan dari Youth Catechism of the Catholic Church atau katekese OMK.

YOUCAT Center Indonesia menerima undangan dari YOUCAT Pusat di Jerman di bulan Maret 2016. Kami diundang untuk mengambil bagian dalam mimpi Paus Fransiskus. Bagi kami undangan itu mendadak dan menguji iman, karena hanya waktu empat bulan lagi sebelum World Youth Day (WYD). Selain itu kami tidak tahu aplikasi nyata dari mimpi Paus . Yang kami terima hanya garis besar peluncuran DOCAT oleh Paus Fransiskus saat WYD.

DOCAT adalah judul terbaru dari seri YOUCAT. Fokusnya adalah ASG untuk OMK agar tahu cara membangun “peradaban cinta”. DOCAT menjawab pertanyaan-pertanyaan sulit tentang isu-isu politik, ekonomi, hak asasi manusia, keluarga dan lingkungan.

Dalam keterkejutan, kebingungan, ketidaktahuan dan keterbatasan waktu, kami merasa sangat beruntung memiliki Vikjen Keuskupan Surabaya Pastor Agustinus Tri Budi Utomo Pr yang akrab dipanggil Romo Didik, yang mau menuntun langkah kami menanggapi undangan itu. Romo Didik kemudian membimbing dan memantau persiapan kami, mulai dari surat-surat, penyusunan doa pribadi, sampai pencarian dana.

Sebagai OMK kami hanya berserah kepada Penyelenggaraan Ilahi melalui doa dan persiapan. Puji Tuhan, dalam waktu singkat kami mampu ambil bagian nyata dalam mimpi Paus Fransiskus. Meskipun tidak semua anggota berangkat sesuai kesepakatan awal, namun adanya perwakilan Indonesia sudah merupakan anugerah bagi YOUCAT Center Indonesia.

OMK tiga keuskupan menjadi langkah awal dari mimpi Paus. Keuskupan Surabaya mengirim empat orang, Nadia Nichole, Christian Pradana, Harry Purnomo, dan Dessy Ira Hwati. Keuskupan Agung Jakarta mengirim sembilan orang, Willem Tupijn, Gerard Danasaputra, Daniel Kusumah, Denny Leewardus, Joseph Satria, Nicola Mitha, Lucy Wang, Calista Viginia Leo, dan Yashinta Salim. Keuskupan Malang mengirim Benediktus Diptya Janardana.

Kami berangkat menuju Ashau, desa kecil di Jerman tempat YOUCAT Pusat berada. Di sana telah menunggu sahabat kami, satu-satunya anggota YOUCAT Center Indonesia yang resmi menjadi desainer project YOUCAT dan DOCAT seluruh dunia yaitu Julius Yustian dari Keuskupan Jakarta. Maka, total tim kami berjumlah 15 OMK.

Sesampai di Ashau, kami dibawa ke kantor YOUCAT Pusat. Di sana kami berkenalan, berbagi cerita, dan melihat langsung kerja tim YOUCAT Pusat. Kerendahhatian, keceriaan, sistem kerja efektif dan efisien menjadi gambaran utama yang kami lihat. Hanya lima orang di kantor, tapi mereka menghasilkan karya luar biasa bagi Gereja, berupa buku-buku tentang Ajaran Gereja, aplikasi pada handphone, serta pernak-pernik karya mereka. Banyak karya itu belum ada di Indonesia. Mereka menjelaskan beberapa isi DOCAT tentang ASG.

Di Ashau kami disambut hangat oleh tim YOUCAT Pusat, khususnya Bernhard Meuser (CEO) dan Christian Lerne (COO), Martin (desainer utama) dan Johann Rhee (manager pengembangan). Kekeluargaan dalam tim secara nyata kami rasakan.

Setelah dua hari, kami bersama tim YOUCAT Pusat menuju ke Krakow, Polandia untuk belajar tentang DOCAT. Kami bersama 160 OMK dari Kroasia, Brazil, Jerman, India, Lebanon, Irlandia, Prancis, Slovakia, Italia, dan Philipina tergabung dalam tim sukarelawan DOCAT.

Bernhard Meuser dan Christian Lerner mengajar kami tentang DOCAT dalam kelompok besar maupun kelompok kecil. Selain itu setiap hari kami merayakan Misa, berdoa Rosario dan Koronka Kerahiman Ilahi, mendapatkan peneguhan iman dari Kardinal Luis Antonio Tagle dari Filipina dan Uskup Agung Kuala Lumpur Mgr Julian Leow Beng Kim. Kami juga bertukar cerita tentang pengalaman iman.

Dengan pendampingan Pastor Fransesco SVD, orang Indonesia yang sudah lebih dari 22 tahun bermisi di Polandia, selama lima hari tim YOUCAT Center Indonesia mempersiapkan diri. Beruntung kami didampingi pastor itu.

Saat persiapan WYD, Krakow masih sepi dan hening. Namun, saat WYD dimulai seluruh penjuru Krakow penuh semangat muda. Paus hadir di tengah kaum muda! Papa Francesco! Papa Francesco! Seruan itu bergema di mana-mana. Suatu perjumpaan yang sangat membahagiakan. OMK dari penjuru dunia berkumpul bersama dengan peziarahan iman masing-masing.  Sukarelawan DOCAT pun merupakan bagian dari OMK. Kami berziarah selama WYD, 26-31 Juli 2016, tetapi kami membagikan mimpi Paus tentang ASG kepada sebanyak mungkin OMK yang hadir.

Setelah Misa pembukaan, sebagai tanda peluncuran DOCAT, sukarelawan DOCAT diminta naik panggung utama  WYD. Kami pun menyanyikan mars DOCAT sambil menari. Saat penyambutan Paus Fransiskus, panitia meminta satu wakil DOKAT Indonesia untuk memberikan cinderamata langsung kepada Paus. Calista Virginia Leo dari Keuskupan Jakarta menjadi wakil kami.

Selama WYD, kami berjalan dalam kelompok-kelompok kecil. Bersama sukarelawan DOCAT dari negara lain, kami pergi ke tempat-tempat OMK berkumpul untuk katekese dari para uskup atau pun para imam. Kami tak tahu pasti tempat itu, tapi kami benar-benar merasakan bantuan Penyelenggaraan Ilahi.

Pada hari kedua kunjungan ke tempat katekese, saya, Christian, dan Harry bersama Declan dari Irlandia pergi ke tempat sangat jauh. Perjalanan bus dan kereta ditempuh 45 menit. Setelah itu, sesuai aplikasi, kami harus berjalan kaki. Kami sudah berjalan satu jam lebih tapi tanda-tanda tempat katekese belum terlihat. Suasana desa sepi senyap. Hampir kami memutuskan untuk pulang.

Tapi, Tuhan berkehendak lain. Tiba-tiba di jalan yang sepi, sebuah mobil melintas, berhenti, dan mundur menghampiri kami. Pemilik mobil adalah orang Polandia. Meskipun tidak bisa berbicara bahasa Inggris dia mengantar kami ke tempat katekese OMK Italia. Sekitar 400 orang ada di sana. Kami pun memberitakan tentang DOCAT kepada OMK dan juga kepada para uskup dan imam.

Benediktus Diptyarsa Janardana dan kelompoknya juga harus nyasar dan salah tujuan akibat minimnya informasi, jauhnya perjalanan yang harus ditempuh, dan penduduk asli Polandia yang tidak dapat berbahasa Inggris. Seharusnya mereka pergi ke katekese bahasa Inggris tetapi mereka tiba di katekese bahasa Prancis. Betapa terkejutnya mereka.

Saat persiapan, kebingungan menyelimuti kelompok itu, karena tidak ada yang bisa berbicara bahasa Prancis. Puji Tuhan, tiba-tiba seseorang menawarkan diri kepada Diptya untuk menjadi penerjemah, padahal dia dan teman-teman belum bertanya apalagi meminta. Banyak lagi cerita di lapangan. Kami menyadari bahwa Penyelenggaraan Ilahi senantiasa menopang kami. Kami percaya, sesuai semboyan Santa Teresia Avilla, bahwa Tuhan tidak pernah gagal.

Selain memberitakan DOCAT, kami berziarah ke gereja-gereja serta berbagai tempat, baik yang memiliki sejarah tentang iman Katolik seperti Biara Santa Faustina, atau tempat menarik lain seperti taman dan kota tua. Di sana kami berjumpa Yesus dalam doa keheningan pribadi dan melalui semua orang yang kami temui. Kami juga mencoba berbagai makanan khas Polandia.

Tempat yang tak luput kami datangi adalah pusat panggilan. Di sana kami jumpai religius dari berbagai ordo, tarekat, dan kongregasi, juga umat awam. Mereka semua hadir di Stadion Krakovia kota Krakow. Sungguh inilah harta kekayaan Gereja Katolik yang sebenarnya.

Ke mana pun sukarelawan DOCAT melangkah, kami senantiasa membagikan cerita, pengalaman, pengetahuan, brosur, dan tato sementara tentang DOCAT. Kami mengajak sebanyak mungkin anak muda untuk ambil bagian dari mimpi Paus Fransiskus, dengan cara download aplikasi DOCAT di handphone, membacanya, dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Semangat muda ini tidak pernah luntur karena lelah! Jarak jauh dengan berjalan kaki, cuaca berganti panas ke hujan dan sebaliknya, pagi berganti malam tak melunturkan semangat. Antusiasme OMK sangat terasa. Kami bernyanyi, bersenda gurau, menari, memainkan alat musik, bercanda, bercerita, belajar, bertegur sapa, dan tersenyum satu sama  lain.

Perbedaan negara asal tidak dapat menghalangi semangat kami. Meskipun baru pertama bertemu, serasa tidak canggung memulai percakapan. Inilah jiwa muda yang tidak hanya menjadi di masa depan Gereja tetapi masa kini Gereja. Dalam pembukaan vigili, Presiden Dewan Kepausan untuk Kerasulan Awam Kardinal Stanisław Rylko mengatakan, “Kita semua berkumpul dalam bahasa yang sama, bahasa iman. Bersama kita bangun pengharapan yang sama.”

Acara berlanjut dengan kesaksian beberapa OMK tentang pergulatan hidup, khususnya korban perang yang terus terjadi. Dalam khotbah saat vigili di Kampus Misericordia. Paus berpesan agar OMK berdoa dalam keheningan sesaat saja. “Berdoalah yang banyak untuk seluruh umat manusia, terutama bagi perdamaian dunia. Kita semua memang berasal dari keadaan dan negara berbeda, tapi kita harus menggunakan bahasa yang sama yaitu iman, kasih, dan pengharapan akan Kristus,” kata Paus. Paus juga meminta OMK membawa semua orang yang dijumpai, karena, “OMK adalah tanda hidup dengan semangatnya,” dan seperti peristiwa Pentakosta “OMK diajak untuk berani keluar” dan menghancurkan rasa takut berkat kehadiran Allah.

Dua hari sebelumnya Paus berbicara dengan OMK yang minta pensiun di usia muda. Paus merasa saat itu dia berbicara dengan OMK yang tidur yang tidak mau bermimpi tentang masa depan. “Yang punya mimpi adalah mereka yang punya tanggungjawab tentang masa depannya. Apakah kamu ingin menjadi orang muda yang tidur? Apakah sadar dan bebas untuk memikirkan tentang masa depan?” tanya Paus.

Selain mengajak OMK untuk bangun dan mau merealisasikan mimpi, Paus Fransiskus mengajak kami untuk bebas menghadapi tantangan. “Kita semua harus mempertahankan kebebasan dan memperjuangkannya. Kegembiraan semu seperti narkoba dan sebagainya harus dihindari dengan kebebasan yang sehat demi menyelamatkan masa depan kami.”

Paus mengajak OMK untuk bersama Yesus berani menghadapi dan memikirkan sesuatu yang baru dalam semangat kemurnian dan belas kasih. “Peka dan membantu orang miskin di sekitar kita,” kata Paus seraya mengajak kami semua mengembangkan ASG dalam kehidupan masing-masing dengan semangat kegembiraan sebagai anak Allah yang telah dibebaskan oleh Yesus.

Paus meminta kami berani memberikan kesaksian seperti orang sakit lepra setelah disembuhkan oleh Yesus. “Dunia saat ini meminta sikap berbeda untuk mempertahankan martabat. Kalian semua hai OMK adalah harapan. Harapan agar dunia jauh lebih baik!” tegas Paus seraya menambahkan bahwa semua yang sudah tua membutuhkan OMK agar bisa belajar hidup dalam perbedaan “untuk menerima perubahan seperti kalian hai orang muda.”

Sungguh pesan mendalam bagi kami. Dalam keheningan malam, sebagian OMK duduk terdiam merenungkan pesan Paus, yang merupakan pesan Yesus sendiri untuk diwujudkan. Keheningan malam mulai terasa. Doa dan Adorasi bersama menyelimuti suasana saat itu.

Misa Penutupan WYD  2016 pun dirayakan. Tetapi sungguh di luar dugaan, Paus justru mengatakan bahwa WYD 2016 dimulai. “Pulanglah ke rumah masing-masing dan mulailah WYD 2016 ini! Kita semua akan menutup WYD 2016 nanti di WYD selanjutnya tahun 2019 yaitu di Panama!”

Paus meminta kami membawa damai Kristus dalam hati kami dan semua jiwa yang kami jumpai. WYD 2016 baru dimulai, dan perlahan Krakow mulai sepi kembali. Sukarelawan DOCAT pun harus berpisah secara jasmani. Hampir satu bulan kami hidup, berbagi, belajar, berdoa, bermain, dan bernyanyi bersama. Ada kesedihan saat berpisah, tapi kami harus pulang untuk memulai WYD yang sesungguhnya di tempat masing-masing.

Perjalanan pulang untuk memulai kembali! Itulah semangat kami saat kembali ke tanah air. Dalam perjalanan pulang, kami hampir mengalami kemunduran jadwal akibat kesalahan pihak penerbangan yang kelebihan penumpang.

Itu ujian iman, karena Diptya harus kembali tepat waktu untuk mengikuti sidang di kampusnya keesokan harinya. Puji Tuhan ada kebijakan pihak penerbangan. Kami mengucap syukur kepada Allah Tri Tunggal Mahakudus karena cinta dan penyelenggaraan-Nya yang nyata selama perjalanan retret iman kami.

Jumat, 5 Agustus 2016, hari bagi Hati Kudus Yesus, kami mendarat di Surabaya. Kami pun mengucap syukur dalam Misa Jumat Pertama, karena di Hati Kudus Yesus nama kami terukir. Semoga kami mampu membagikan berkat berlimpah Tuhan bagi OMK Indonesia. ***

IMG-20160721-WA0000

IMG-20160813-WA0007

IMG-20160804-WA0099

C360_2016-07-23-19-38-58-301

IMG-20160804-WA0030

IMG-20160804-WA0078

C360_2016-07-18-15-57-43-019

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini