PEKAN BIASA XX (H)
Santo Benediktus Yoseph Labre;
Santo Stefanus dari Hungaria
Bacaan I: Yeh. 28:1-10
Mazmur: Ul 32:26-28.30.35c-36d; R:39c
Bacaan Injil: Mat. 19:23-30
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: ”Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?” Yesus memandang mereka dan berkata: ”Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.” Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: ”Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?” Kata Yesus kepada mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu.”
Renungan
Mari kita pahami apa maksud lubang jarum untuk memahami sabda Yesus hari ini. Lubang jarum adalah suatu istilah untuk menyebut pintu kecil, kurang lebih 1 meter lebarnya, berfungsi sebagai pintu keluar masuk kota. Kota-kota di Timur Tengah dikelilingi oleh tembok-tembok yang kokoh, untuk melindungi penduduk kota dari serangan musuh dari luar.
Pintu kecil yang disebut ”lubang jarum” sebetulnya adalah sebuah strategi perang supaya musuh tidak bisa masuk ke dalam kota dalam jumlah besar. Nah jika demikian, penduduk kota akan sangat mudah mengalahkan musuh yang masuk ke kota secara satu per satu melalui lubang jarum itu.
Nah, unta adalah hewan angkut barang. Karena badannya yang tinggi, maka barang-barang yang dibawa seekor unta diletakkan di kiri dan kanan badannya supaya seimbang (bukan di atas). Hal itulah yang membuat seekor unta tidak bisa masuk lubang jarum, karena badannya ditambah barang-barang bawaan di kiri-kanannya, melebihi lebar pintu lubang jarum. Untuk bisa masuk, seekor unta harus ”melepaskan” barang-barang bawaannya, sehingga ia bisa masuk dengan mudahnya. Demikianlah orang kaya, menurut Yesus, sangat sulit memasuki Kerajaan Allah, bahkan lebih sulit dari unta, karena ia tidak mau melepaskan diri dari kungkungan harta kekayaannya. Hati dan pikiran orang kaya seperti ini tertuju kepada bagaimana menjaga harta kekayaannya daripada merawat hidup rohaninya sehingga mulus memasuki Kerajaan Allah yang Yesus janjikan kepada semua orang yang percaya kepada-Nya.
Tuhan Yesus, ajar aku untuk dalam hidup ini tidak lekat pada hal-hal duniawi. Apa yang ada padaku, biarlah kugunakan untuk kebahagiaan sesamaku. Amin.