Paus Fransiskus mengunjungi sebuah pusat pengungsi di Roma yang menampung para wanita yang diselamatkan dari prostitusi sebagai bagian dari gerakan ‘Jumat Kerahiman’ dalam Tahun Yubileum Kerahiman ini.
Panti itu dijalankan oleh Komunitas Paus Yohanes XXIII.
Dalam kunjungan itu, Paus Fransiskus bertemu dengan 20 wanita yang diselamatkan dari perdagangan seks. Mereka diperdagangkan dari negara asal mereka yakni Rumania (enam orang), Albania (empat orang), Nigeria (tujuh orang), dan Tunisia, Ukraina, serta Italia (masing-masing satu orang).
Semua perempuan itu menjadi korban kekerasan fisik dalam penyiksaan. Kini hidup mereka dilindungi. Rata-rata usia mereka 30 tahun.
Sebuah pernyataan dari kantor Pers Tahta Suci mengatakan, kunjungan Paus ke pusat pengungsian itu adalah juga peringatan akan perlunya melawan perdagangan manusia, yang Paus gambarkan sebagai “kejahatan terhadap kemanusiaan” dan “luka terbuka dalam tubuh masyarakat kontemporer, sebuah cambuk terhadap tubuh Kristus.”
Sejak Januari, Paus telah mengunjungi panti jompo dan panti bagi orang-orang yang mengalami keadaan vegetatif persisten, komunitas untuk memulihkan pecandu narkoba, pusat pengungsi dekat Roma, dan sebuah kamp pengungsi di Yunani, komunitas L’Arche, dan panti bagi para imam yang sakit dan berusia lanjut.
Vatikan juga memasukkan apa yang Paus Fransiskus lakukan baru-barui ini di Polandia dalam gerakan “Jumat Kerahiman” yakni kunjungannya ke Auschwitz atau kamp kematian dan pembantaian Nazi, kunjungan ke rumah sakit pediatrik (anak), dan kehadiran Paus dalam Jalan Saib WYD yang melibatkan kaum muda asal Irak dan Suriah, serta orang-orang muda dari negara-negara lain yang dilanda peperangan dan situasi yang sulit. (pcp berdasarkan beberapa sumber)