PEKAN BIASA XIX (H)
Santo Hippolitus, Mrt.; Santo Innosensius XI, Paus;
Santo Pontianus, Paus; Santo Maximus
Bacaan I: Yeh. 18:1-10.13b.30-32
Mazmur: 51:12-13.14-15.18-19; R:12a
Bacaan Injil: Mat. 19:13-15
Sekali peristiwa, orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi, murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. Tetapi Yesus berkata: ”Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga.” Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.
Renungan
Dikisahkan, orang banyak membawa anak-anak mereka kepada Yesus, supaya Yesus meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka. Tampak sekali di sini peran dan tanggung jawab orangtua dalam perkembangan iman anak-anak mereka.
Kebutuhan pokok manusia seperti sandang, pangan, dan papan sudah harus diberikan kepada anak-anak bahkan sejak anak itu dilahirkan ke dunia. Orangtua berusaha memberikan yang terbaik untuk anak anak mereka. Demikianpun hendaknya kebutuhan rohani mereka. Anak-anak juga memerlukan asupan rohani yang cukup memadai dan tepat untuk pertumbuhan dan masa depan mereka. Seperti kebutuhan lahiriah, ada prinsip ”banyak” saja tidak cukup”, demikianpun kebutuhan rohani. Diperlukan bukan cuma kuantitas melainkan diimbangi oleh kualitas yang baik.
Kerohanian seseorang itu tidak bersifat instan ataupun bisa dibeli dengan uang. Kematangan rohani seseorang bisa dicapai dari sebuah kebiasaan, dan kebiasaan itu dibentuk sejak usia dini. Pengenalan akan Yesus bersifat relasional. Artinya, semakin kita mengenal dan berelasi dengan Yesus sejak usia dini, semakin kita terbantu untuk mengenal-Nya secara lebih dekat lagi.
Tuhan Yesus yang baik, terima kasih atas segala jerih payah orangtua atau orang-orang di sekitarku yang telah mengenalkan aku pada pribadi-Mu. Biarlah aku menjadi pribadi yang dewasa, memperkenalkan kasih-Mu kepada sesama dan membawa sesama kepada-Mu. Amin.