Saat membawa ambulans Santa Bakhita di tengah malam tanggal 16 Mei 2016, seorang suster dari Kongregasi Misi Abdi Roh Kudus (SSpS) ditembak, terluka parah dan meninggal dunia. Menurut dugaan suster itu ditembak oleh Tentara Pembebasan Rakyat Sudan (SPLA) yang sedang patroli malam itu di Kotamadya Yei di Sudan Selatan.
Suster Veronika Terezia Racková SSpS, 58, yang berasal dari Slowakia, sebenarnya baru saja membawa seorang pasien dengan kasus rumit untuk mendapatkan pengobatan an perawatan khusus di Pusat Kesehatan Harvester.
Uskup Yei, Sudan Selatan, Mgr Erkolano Lodu Tombe, seperti yang dilaporkan oleh Radio Vatikan tanggal 6 Juli 2016 mendesak pemerintah untuk mempercepat penyelidikan penembakan terhadap Suster Racková, seorang religius dan juga dokter yang meninggal tanggal 20 Mei 2016 di Rumah Sakit Nairobi di Kenya. Suster itu diterbangkan ke sana untuk mendapatkan perawatan darurat.
Uskup Lodu Tombe mengatakan kepada Radio Easter dari Sudan Selatan, 5 Juli 2016, “peradilan tidak harus menunda hasil-hasil penyelidikan.” Para pelaku, lanjut uskup, “harus dibawa ke pengadilan.” Uskup juga mendesak umat beriman “untuk berharap, berani dan bersatu dalam iman untuk melayani Allah dan umat-Nya.”
Uskup itu berbicara di Paroki Lutaya, Yei, saat Misa Peringatan untuk menandai satu bulan kematian dan penguburan Suster Racková.
Almarhum Suster Veronika Terezia Racková SSpS dimakamkan di pemakaman keuskupan di Paroki Santo Joseph Lutaya, Sudan Selatan, sekitar 170 Kilometer barat daya dari ibukota Juba. (pcp)