Senin, Desember 23, 2024
29.1 C
Jakarta

Rabu, 22 Juni 2016

false-prophet

PEKAN BIASA XII (H)
Santo Paulinus dari Nola; Santo Thomas Moore;
Santa Yulia Billiart; Santo Albanus; Santo Yohanes Fischer

Bacaan I: 2Raj. 22:8-13; 23:1-3

Mazmur: 119:33. 34. 35. 37. 40; R:33a

Bacaan Injil: Mat. 7:15-20

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata: ”Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri? Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.”

Renungan

Dewasa ini sekte dan ajaran baru banyak bermunculan. Dalam ruang demokrasi dan kebebasan, setiap orang tentu boleh membentuk organisasi atau kelompok yang dipandang baik untuk kehidupannya. Tetapi persoalan muncul ketika kehadiran sekte atau ajaran baru menimbulkan keresahan bagi banyak orang. Persoalan itu muncul tatkala ajaran yang dihidupinya bertentangan dengan ajaran agama yang lazim, yang kemudian mengakibatkan perpecahan dan konflik di dalam masyarakat. Meskipun demikian, kehadiran ajaran baru acapkali menarik banyak orang untuk bergabung. Berbagai karya karitatif dan bahan iming-iming uang yang berlimpah sering kali digunakan sebagai ”produk jualan” yang dipakai untuk memikat banyak orang. Masyarakat kita yang miskin dan sederhana tentu amat mudah tergiur dengan tawaran tersebut.

Keberadaan sebuah sekte amat dipengaruhi oleh figur pendiri atau pemimpinnya yang konsisten mewartakan dan mempropagandakan berbagai ajaran dan nubuat kepada calon pengikutnya. Acapkali pemimpin dianggap sebagai nabi atau utusan Tuhan. Berhadapan dengan kenyataan ini, pada zaman-Nya Yesus mewanti-wanti para pengikut-Nya untuk berwaspada dengan kehadiran nabi palsu dan ajarannya. Nabi itu digambarkan Yesus seperti domba yang berbulu serigala. Mereka tampak baik dan murah hati, tetapi sesungguhnya memiliki hati yang busuk untuk merusak dan menghancurkan fondasi iman umat akan Allah.

Karena itu, Tuhan Yesus memberikan pedoman untuk mengetahui apakah ajaran itu baik atau palsu. Ia mengambil contoh kehidupan sebuah pohon. Jika buahnya baik, pasti berasal dari pohon yang baik. Sebaliknya, jika buahnya tidak baik, pasti berasal dari pohon yang tidak baik. Itu berarti ajaran yang membawa penyesatan, perpecahan dan penghasutan bukanlah sebuah ajaran yang benar dan baik. Semua itu merupakan buah tidak baik, yang tentunya berasal dari pohon atau ajaran yang tidak baik pula.

Ya Tuhan, tambahkanlah selalu imanku agar aku tidak jatuh dalam kesesatan yang dapat merusak fondasi imanku kepada-Mu. Semoga aku bertumbuh menjadi pohon yang baik yang senantiasa menghasilan buah-buah kebaikan bagi orang lain di sekitarku. Amin.

 

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini