PEKAN BIASA XII (H)
Santo Romualdus; Santo Gervasius dan Protasius;
Santa Yuliana Falconieri
Bacaan I: Za. 12:10-11; 13:1
Mazmur: 63:2abcd. 2e-4. 5-6. 8-9; R:2b
Bacaan II: Gal. 3:26-29
Bacaan Injil: Luk. 9:18-24
Pada suatu kali ketika Yesus berdoa seorang diri, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya. Lalu Ia bertanya kepada mereka: ”Kata orang banyak, siapakah Aku ini?” Jawab mereka: ”Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan, bahwa seorang dari nabi-nabi dahulu telah bangkit.” Yesus bertanya kepada mereka: ”Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus: ”Mesias dari Allah.” Lalu Yesus melarang mereka dengan keras, supaya mereka jangan memberitahukan hal itu kepada siapa pun. Dan Yesus berkata: ”Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.” Kata-Nya kepada mereka semua: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.”
Renungan
Sudah lama para murid tinggal dan ada bersama dengan Yesus. Mereka mendengarkan sabda-Nya, menyaksikan berbagai mukjizat dan bahkan dipercayakan untuk menjalankan misi perutusan. Maka, sudah seharusnya mereka mengenal secara mendalam tentang Yesus dan karya-Nya. Tidak hanya menurut kata orang siapakah Yesus itu, tetapi lebih secara personal, masing-masing murid punya jawaban sendiri tentang siapakah Yesus bagi mereka? Maka ketika hal itu ditanyakan kepada mereka, dengan penuh kepercayaan diri Petrus, mewakili para murid yang lain, menjawab: ”Mesias dari Allah”. Jawaban Petrus mengindikasikan bahwa para murid benar-benar mengenal Yesus. Janji Yahweh akan hadirnya seorang Mesias yang lazim dirindukan oleh orang banyak seturut ramalan Perjanjian Lama telah mereka temukan dalam diri Yesus.
Namun, mengenal Yesus sebagai Mesias tidaklah cukup. Larangan Yesus untuk tidak menceritakan hal tersebut kepada orang banyak memberikan kesempatan kepada Petrus dan kelompok 12-an lainnya untuk terlebih memaknai kemesiasan Yesus bagi mereka sendiri. Itu berarti, mereka harus siap menderita, dibenci, menyangkal diri dan siap memikul Salib sebagaimana dialami oleh Sang Mesias. Dengan demikian, mengenal kemesiasan Yesus berarti siap mengikuti-Nya dengan setia dan radikal, serta bersedia menanggung segala konsekuensinya. Para murid telah menunjukkan komitmen itu. Setelah kebangkitan, mereka setia mewartakan Kristus yang bangkit, bertahan menghadapi segala ancaman dan penderitaan bahkan disalibkan seperti Yesus, sebagaimana dialami Petrus di Roma.
Kita pun sudah lama mengenal Yesus sebagai Mesias. Sudahkah kita mengikuti jalan-jalan-Nya dengan tekun dan setia? Ataukah kita masih mencari jalan lain yang bertentangan dengan kehendak Yesus?
Ya Tuhan, semoga aku semakin mengenal dan mengasihi Engkau dalam hidupku. Kuatkanlah aku untuk menjadi saksi-Mu yang berani dan setia. Amin.