PEKAN PASKAH VI (P);
Santa Rose Venerini; Santa Gisela;
Beata Marie-Louise dari Yesus
Bacaan I: Kis. 18:23-28
Mazmur: 47:2-3.8-9.10; R:8a
Bacaan Injil: Yoh. 16:23b-28
Dalam amanat perpisahan-Nya Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatu pun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa.”
Renungan
Setelah Priscilla dan Aquilla bergabung dengan Paulus, kini kelompok mereka diperkuat dengan kehadiran Apollos. Kehadiran Apollos di Efesus memperkuat barisan para pewarta kabar gembira tentang Yesus Kristus di luar Palestina, justru karena dia mempunyai pengetahuan yang memadai tentang Kitab Suci. Setelah mendapat pelajaran singkat tentang intisari kabar gembira yang diwartakan dari kedua mentornya Priscilla dan Aquila, Apollos dengan cemerlang bisa meyakinkan orang-orang Yahudi bahwa Mesias yang dijanjikan Allah dalam Kitab Suci itu adalah Yesus Kristus.
Tuhan selalu menyiapkan ‘orang-orang-Nya’ tepat pada waktunya. Ketika umat di Efesus membutuhkan seseorang yang mampu menunjukkan bukti-bukti Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan, Allah mengutus Apollos yang muncul begitu saja di Efesus. Janji Yesus bahwa Dia tidak akan meninggalkan kita sendirian selalu terbukti dari masa ke masa. Ketika dalam sejarahnya, Gereja mengalami krisis, Allah selalu memunculkan tokoh-tokoh tertentu seperti St. Benediktus, St. Fransiskus Assisi, St. Theresia Avila, dan barisan para kudus lain untuk menanggapi situasi zamannya. Mungkinkah Tuhan mengutus kita juga untuk menjadi alat di tangan-Nya guna mengubah ‘dunia’ di sekitar kita?
Tuhan, semoga kehadiranku turut mengubah dunia di sekitarku. Amin.