Senin, Desember 23, 2024
26.7 C
Jakarta

Minggu, 24 April 2016

 ultimacena (72)

PEKAN PASKAH V (P)
Santo Fidelis dari Sigmaringen; Santa Rosa Virginia Pelletier

Bacaan I: Kis. 14:21b-27

Mazmur: 145:8-9.10-11.12-13ab; R: 1

Bacaan II: Why. 21:1-5a

Bacaan Injil: Yoh. 13:31-33a.34-35

Dalam perjamuan malam terakhir, sesudah Yudas pergi meninggalkan ruang perjamuan, berkatalah Yesus kepada murid yang lain: ”Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu. Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”

Renungan

Dalam diri Yesus Kristus dan berkat pencurahan Roh-Nya, Allah menjadikan segalanya baru. Alam ciptaan-Nya dibarui, bahkan disempurnakan oleh perintah hukum KASIH (bdk. Mrk. 12:30-31). Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Yesus telah menunjukkan suatu kualitas hidup kasih (agape) sehingga melalui Dia terpancarlah kasih Allah yang melampaui batas dan sekat manusiawi.

Kebaruan itu kita terima melalui rahmat baptisan, saat Allah mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya. Oleh Roh-Nya, Allah membarui diri kita dengan menanam rahmat iman dan menulis hukum kasih-Nya (bdk. Yeh. 11:19;36:26). Dan betapa Ia ingin agar identitas baru itu mendorong kita sampai kepada peran nyata, dan bukan sekadar predikat kosong tanpa arti. Peran yang dihayati oleh kesadaran akan identitas diri yang sifatnya ilahi akan melahirkan sikap iman yang positif.

Allah memanggil kita untuk memainkan peran Yesus yang selalu mengasihi dunia sampai sehabis-habisnya. Hanya saat kita menghidupi kasih, dunia akan tahu bahwa kita adalah murid Kristus dan anak Allah. Dan langkah pertama untuk bisa mengasihi adalah tinggal di dalam kasih Allah (bdk. Yoh. 15:9).

Ya Tuhan, tolonglah aku menjadi sama seperti Putra-Mu, yang karena kasih telah memberikan Diri bagi sesama-Nya. Amin.

 

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini