PEKAN PASKAH IV (P)
Santo Eleutherius, Paus; Beata Maria dari Inkarnasi
Bacaan I: Kis. 11:1-18
Mazmur: 42:2-3;43:3.4; R: 42:3a
Bacaan Injil: Yoh. 10:1-10
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang Farisi: ”Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya siapa yang masuk ke dalam kandang domba dengan tidak melalui pintu, tetapi dengan memanjat tembok, ia adalah seorang pencuri dan seorang perampok; tetapi siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar. Jika semua dombanya telah dibawanya ke luar, ia berjalan di depan mereka dan domba-domba itu mengikuti dia, karena mereka mengenal suaranya. Tetapi seorang asing pasti tidak mereka ikuti, malah mereka lari dari padanya, karena suara orang-orang asing tidak mereka kenal.” Itulah yang dikatakan Yesus dalam perumpamaan kepada mereka, tetapi mereka tidak mengerti apa maksudnya Ia berkata demikian kepada mereka. Maka kata Yesus sekali lagi: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Akulah pintu ke domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku, adalah pencuri dan perampok, dan domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput. Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Renungan
Seorang pegawai sangat tersanjung jika atasan memanggil dia dengan namanya. Ia merasa senang karena dikenal dan diperhatikan oleh pimpinan. Hal itu pasti akan memacu semangat kerja dan pengabdiannya. Yesus pun memanggil setiap kita, dengan nama masing-masing, untuk ‘mengikuti’-Nya (mengimani-Nya). Ia akan memimpin, memelihara dan mendampingi kita, baik komunal maupun personal. Dan kita diminta bukan saja mendengarkan, melainkan menghidupi sabda-Nya agar sampai pada keselamatan dan hidup yang berlimpah (bdk. Yoh. 10:10).
Satu hal yang patut kita syukuri bahwa Allah sendiri yang telah memilih dan memanggil kita kepada keselamatan melalui Yesus Kristus (bdk. Yoh. 15:16). Ia mengutus Roh-Nya kepada setiap orang yang berkehendak baik, seperti yang dilihat Petrus dalam diri Kornelius. Allah tidak pernah pilih kasih karena keselamatan yang ditawarkan-Nya itu bersifat universal. Oleh sebab itu, kita ditantang untuk menjadikan komunitas Gereja kita terbuka bagi setiap orang, dan mau bekerja sama dengan setiap orang sampai Allah menjadi semua di dalam semua (bdk. 1Kor. 15:28).
Ya Tuhan, terima kasih karena Engkau telah memilih dan memanggil aku kepada keselamatan. Utuslah aku menyampaikan keselamatan-Mu kepada setiap orang, dan setiap makhluk. Amin.
Firman-Nya: ‘bukan kamu yang memilih Aku …dst, jg : Aku datang agar mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Tapi kotbah gereja membingungkan: Apakah kamu sdh menemukan gembalamu? Kasihilah Tuhanmu…apa mungkin bisa? Pd Tuhan sendiri sdh mengatakan; semua manusia adalah org berdosa dan sdh kehilangan kemuliaannya…Gembala adalah orang ygmemberi makan,bukan dijejali dg banyak aturan spy hidup bermoral, kr Injil adalah kuasa Allah,bukan ttg moral, tp ttg KUASA, …Aku datang agar mereka mempunyai hifup dan …dst. tanya: knp kita banyak masyalah…pd hal dia sfh mengatakan bahwa kita org pilihannya/anak-Nya/ahli waris-Nya? Mohon pencerahannya…