Sabtu, November 2, 2024
25.2 C
Jakarta

Selasa, 12 April 2016

Roti-hidup

PEKAN PASKAH III (P)
Santo Yulius I, Paus; Santo Sabas dari Goth

Bacaan I: Kis. 7:51–8:1a

Mazmur: 31:3c-4.6ab.7b.8a.17.21ab; R: 6a

Bacaan Injil: Yoh. 6:30-35

Di rumah ibadat di Kapernaum orang banyak berkata kepada Yesus: ”Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya kami dapat melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari surga.” Maka kata Yesus kepada mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari surga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari surga. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari surga dan yang memberi hidup kepada dunia.” Maka kata mereka kepada-Nya: ”Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” Kata Yesus kepada mereka: ”Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.”

Renungan

Sungguh luar biasa peran Roh Kudus dalam karya evangelisasi para rasul dan para murid yang menjadi percaya oleh pemberitaan mereka. Stefanus berani membela imannya dalam sidang Mahkamah Agama (bdk. Kis. 6:8-7:60). Roh Kudus mengajarkan dan mengingatkan Stefanus akan semua perkataan Yesus (bdk. Yoh. 14:26), sekaligus menolongnya bersaksi tentang kebenaran imannya (bdk. Yoh. 15:26). Dengan gagah, Stefanus memperlihatkan iman sejati yang lahir berkat karya Roh Allah kepada mereka yang selalu mencari kepentingan diri sendiri dan kelompok atas nama iman.

Stefanus tahu bahwa ia mengatakan kebenaran tentang Yesus, Anak Allah. Dalam Yesus Kristus, ia tidak takut kehilangan hidup di dunia ini karena yakin akan kehidupan kekal yang disediakan Allah bagi kaum beriman. Kisah Para Rasul mencatat: ”Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: ‘Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah’” (Kis. 7:55-56). Penampakan kemuliaan Yesus Kristus yang berdiri di sisi kanan Bapa sesungguhnya adalah konkretisasi pewahyuan-Nya sebagai Roti Hidup yang datang dari Bapa dan yang memberi hidup kepada dunia. Siapa yang percaya kepada-Nya akan memiliki hidup yang kekal. Beranikah kita mengikuti jejak langkah Stefanus, martir Allah?

Ya Tuhan, setelah mencecap Tubuh dan Darah-Mu dan merenungkan Sabda-Mu dalam Ekaristi, berkenanlah mengutus dan memberanikan aku menjadi saksi-saksi-Mu di tengah dunia yang haus akan kebenaran ini. Amin.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini