PEKAN PASKAH (P)
Santo Stanislaus dario Krakow;
Santo George Gervase OSB
Bacaan I: Kis. 6:8-15
Mazmur: 119:23-24.26-27.29-30; R: 1b
Bacaan Injil : Yoh. 6:22-29
Setelah Yesus mempergandakan roti, keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang danau Tiberias, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain yang dipakai oleh murid-murid Yesus. Mereka juga melihat bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya, dan bahwa murid-murid-Nya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat ke tempat mereka makan roti sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya. Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: ”Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” Yesus menjawab mereka: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.” Lalu kata mereka kepada-Nya: ”Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” Jawab Yesus kepada mereka: ”Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.”
Renungan
Manusia selalu ‘mencari’ Tuhan. Tetapi kebanyakan hanya mencari mukjizat dan berkat-Nya, bukan Tuhan itu sendiri. Banyak orang rindu menggapai ‘Kerajaan Allah’ hanya sekadar mendapatkan hartakerajaan itu dan bukan Sang Raja. Orang Israel senang menikmati mukjizat yang dilakukan oleh Yesus dan juga Stefanus, orang kudus-Nya, tetapi menolak untuk beriman kepada-Nya. Iman yang dibangun atas mukjizat akan mudah goyah oleh pencobaan.
Mencari dan menemukan Yesus hanya bisa dilakukan dengan iman—mengimani Dia sebagai Anak Allah yang dipenuhi Roh Kudus. Dan kepada setiap orang beriman, Yesus tidak saja memberikan Diri-Nya, tetapi mengantar kita untuk mengenal Bapa yang akan memberikan hidup berlimpah kepada manusia (bdk. Yoh. 10:10). Itulah pula yang dialami Stefanus, orang yang ditahbiskan khusus menjadi diakon, pelayan umat Allah. ”Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak” (Kis. 6:8). Demi mempertahankan imannya itu, Stefanus siap mati dengan dirajam. Keberanian yang ditunjukkan oleh Stefanus membuktikan iman sejati yang ada padanya. Ia tidak gentar karena tahu bahwa Allah akan memberikan pertolongan dan kehidupan lestari.
Benarlah ajakan salah seorang motivator agar kita berlomba-lomba untuk ‘memiliki’ (baca: beriman) Tuhan, sebab siapa yang ‘memiliki’-Nya akan memiliki juga semua kelimpahan hidup dan rahmat-Nya.
Ya Tuhan, berikanlah aku ‘Roti Hidup’-Mu setiap kali aku menghadiri Ekaristi Kudus. Aku percaya sungguh bahwa Engkaulah satu-satunya sumber hidupku. Amin.