PEKAN PASKAH II (P)
Santa Kasilda; Santo Thomas OFM, dkk
Bacaan I: Kis. 6:1-7
Mazmur: 33:1-2.4-5.18-19; R: 22
Bacaan Injil: Yoh. 6:16-21
Setelah mempergandakan roti dan memberi makan lima ribu orang, Yesus mengundurkan diri ke gunung. Ketika hari sudah mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Ketika hari sudah gelap Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sedang laut bergelora karena angin kencang.
Sesudah mereka mendayung kira-kira dua tiga mil jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Maka ketakutanlah mereka. Tetapi Ia berkata kepada mereka: ”Aku ini, jangan takut!” Mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tujui.
Renungan
Yesus memperlihatkan kuasa-Nya sebagai Mesias yang datang, untuk menguatkan iman para rasul dan untuk memberikan keselamatan. Laksana Yahweh, Ia mendatangi umat-Nya, menunjukkan kuasa ilahi-Nya dan menghibur mereka dengan kehadiran-Nya. Frase ”Aku ini, jangan takut!” melukiskan kehadiran Allah yang menyelamatkan (bdk. Ul. 32:39; Yes. 41:4; 43:10,13,25; Yeh. 36-37) dalam diri Yesus (lih. Yoh. 4:26; 8:24,28; 13:19; 18:5,8). Ia memperlihatkan kehadiran-kuasa-Nya dengan berjalan di atas laut mendekati perahu hidup para murid-Nya, hendak mengatakan kepada kita bahwa Tuhan hadir dalam hidup kita dan ada di atas segalanya. Karena itu, siapa saja yang percaya kepada-Nya tidak lagi hidup dalam ketakutan dan kecemasan akan dunia ini. Kehadiran-Nya yang ajaib dan penuh kuasa ini mengulangi saat dimana Allah memperlihatkan kuasa-Nya atas angin dan gelombang laut, yang membantu umat Israel menyeberangi Laut Merah dengan mudah (bdk. Kel. 14).
Dalam Gereja masa kini, kita seharusnya bisa merasakan kehadiran Yesus melalui doa (liturgy), pewartaan firman (kerygma) dan pelayanan (diakonia). Kita semua yang sudah dibaptis dipanggil dan diutus sebagai perpanjangan kehadiran-kuasa Tuhan di tengah jemaat dan di tengah masyarakat, khususnya bagi sesama yang kecil, lemah, sakit dan miskin papa.
Ya Tuhan, berdayakanlah dan beranikanlah aku menjadi tanda kehadiran-Mu yang selalu nyata bagi keluarga dan masyarakatku. Aku pun ingin agar keselamatan-Mu bisa dirasakan oleh semua orang. Bersama-Mu, aku pasti bisa. Amin.