OKTAF PASKAH (P)
Santo Benyamin
Bacaan I: Kis. 3:11-26
Mazmur: 8:2a.5.6-7.8-9; R:2ab
Bacaan Injil: Luk. 24:35-48
Dua murid yang dalam perjalanan ke Emaus ditemui oleh Yesus yang bangkit, segera kembali ke Yerusalem. Mereka menceriterakan kepada saudara-saudara apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenali Yesus pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Dan sementara mereka bercakap-cakap tentang hal-hal itu, Yesus tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata kepada mereka: ”Damai sejahtera bagi kamu!” Mereka terkejut dan takut dan menyangka bahwa mereka melihat hantu. Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: ”Mengapa kamu terkejut dan apa sebabnya timbul keragu-raguan di dalam hati kamu? Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku.” Sambil berkata demikian, Ia memperlihatkan tangan dan kaki-Nya kepada mereka. Dan ketika mereka belum percaya karena girangnya dan masih heran, berkatalah Ia kepada mereka: ”Adakah padamu makanan di sini?” Lalu mereka memberikan kepada-Nya sepotong ikan goreng. Ia mengambilnya dan memakannya di depan mata mereka. Ia berkata kepada mereka: ”Inilah perkataan-Ku, yang telah Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur.” Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci. Kata-Nya kepada mereka: ”Ada tertulis demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini.”
Renungan
Mengakui kebangkitan Tuhan memang tidak mudah. Apalagi mempercayainya. Para Murid Yesus pun masih ragu-ragu akan peristiwa suci itu. Sudah beberapa penampakan Yesus yang bangkit kepada murid-murid-Nya, namun mereka masih saja sangsi akan hal itu. Dalam keragu-raguan, Yesus sendirilah yang meyakinkan para murid bahwa diri-Nya sudah bangkit.
Kepercayaan para murid akan Yesus yang bangkit membawa serta kegembiraan dan kedamaian. Damai sejahtera yang Kristus berikan kepada murid-murid-Nya sungguh-sungguh mereka rasakan. Maka tiada pilihan lain bagi mereka kecuali ada bersama-sama dengan Yesus. Kepenuhan hidup atau keselamatan terjadi karena Kristus beserta mereka.
Tampak bahwa kepercayaan akan Yesus yang bangkit itu tidak hanya soal menerima dengan akal-budi. Bukan soal bukti atau argumentasi logis. Kepercayaan berarti penyerahan diri secara total kepada Tuhan. Kita mempercayakan diri seutuhnya kepada-Nya.
Selanjutnya, iman kepercayaan itu harus dibuktikan dalam hidup. Kepercayaan akan Yesus yang bangkit memanggil orang beriman untuk mewartakan damai sejahtera-Nya. Petrus, sebagai contoh, karena imannya ia membawa damai sejahtera pada si lumpuh. Bagaimana dengan kita?
Ya Tuhan, bantulah aku untuk semakin percaya akan misteri kebangkitan-Mu agar aku mampu merasakan damai sejahtera-Mu dan membagikannya kepada sesama. Amin.