Rabu, Desember 18, 2024
27.4 C
Jakarta

Saat “24 Jam untuk Tuhan” umat diminta lakukan tujuh aksi kasih rohani dan jasmani

20160305_125903

Selama Tahun Suci Kerahiman, seperti yang ditulis Paus Fransiskus dalam Bulla Yubileum Luar Biasa Kerahiman “Misericordiae Vultus” (Wajah Kerahiman), Administrator Diosesan Keuskupan Agung Semarang Pastor FX Sukendar Wingnyosumarta Pr mengajak sejumlah umat Katolik yang menghadiri sebuah rekoleksi untuk melakukan tujuh aksi kasih rohani dan tujuh aksi kasih jasmani.

Tujuh aksi kasih rohani itu adalah menasihati orang yang ragu-ragu, mengajar orang yang belum tahu, menegur pendosa, menghibur orang yang menderita, mengampuni orang yang menyakiti, menerima dengan sabar orang yang menyusahkan, dan berdoa untuk orang yang hidup maupun yang sudah meninggal.

Sedangkan tujuh aksi kasih jasmani adalah memberi makan kepada orang yang lapar, memberi minum kepada yang haus, memberi perlindungan kepada orang asing, memberi pakaian kepada yang telanjang, melawat orang sakit, mengunjungi orang yang dipenjara, dan menguburkan orang mati.

Rekoleksi “Sehari Bersama Tuhan” yang dilaksanakan dalam rangka “24 Jam untuk Tuhan” di Gua Maria Kerep Ambarawa, 5 Maret 2016, itu bertema “Bermurah Hatilah seperti Bapa!” Acara diawali dengan pengakuan dosa, adorasi penghormatan kepada Sakramen Mahakudus yang dilakukan secara pribadi, rekoleksi, dan sharing kelompok serta kesaksian iman yang dipandu oleh pendamping Jaringan Kerasulan Kerahiman Ilahi (JKKI) Kevikepan Semarang Pastor FX Agus Gunadi Pr.

Lebih lanjut dalam rekoleksi itu, Pastor Sukendar mengatakan, “Belas kasih merupakan kelimpahan kasih Allah bagi semua ciptaan-Nya, kasih yang begitu besar dan begitu lembut, sehingga kita susah membayangkannya karena terlalu berbeda dengan pengalaman manusiawi.”

Pastor Sukendar menambahkan, karena sulit dibayangkan maka kadangkala juga sulit dipercaya. “Maka, dalam cinta kasih manusiawi masih ada keinginan untuk dapat sesuatu sebagai balasan dari cinta kasih, masih ada kepentingan sendiri, masih ada kepentingan, aku mencintai kamu selama kamu mencintai aku.”

Tapi kasih Allah berbeda, tegas Administrator Diosesan itu. “Dia tidak bisa tidak mencintai karena Dia adalah kasih. Dia tidak mempunyai kepentingan, Dia tidak tahu menghitung, Allah tidak menghitung-hitung karena Dia hanya memberi terus tanpa ukuran, tanpa batas.”

Narasumber lainnya, Delegatus Administrator Kevikepan Semarang Pastor Aloysius Gonzaga Luhur Prihadi Pr mengatakan bahwa Tahun Yubileum Kerahiman yang dicanangkan Paus Fransiskus memang menggerakkan umat Katolik untuk dekat dengan Allah. “Dan semoga mukjizat-mukjizat itu terjadi, tidak hanya pada hari ini tetapi sepanjang tahun ini, terjadi mukjizat, orang sungguh-sungguh bertobat,” kata Pastor Luhur.

Setelah bertobat dan mendapat pengampunan, Pastor Luhur berharap agar umat Katolik menjadi Wajah Kerahiman Bapa, yaitu mengampuni tanpa batas, tanpa syarat. “Itulah wajah kerahiman Allah!” kata imam itu. (Lukas Awi Tristanto)

 

 

Artikel sebelum
Artikel berikut

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini