Senin, Desember 23, 2024
28.5 C
Jakarta

Minggu, 21 Februari 2016

Yesus-dimuliakan-di-atas-gunung

PEKAN PRAPASKAH II (U)
Santa Irene; Santo Petrus Damianus

Bacaan I: Kej. 15:5-12, 17-18

Mazmur: 27:1.7-8.9abc.13-14; R:1a

Bacaan II: Flp. 3:17-4:1

Bacaan Injil: Luk. 9:28b-36

Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa. Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan. Dan tampaklah dua orang berbicara dengan Dia, yaitu Musa dan Elia. Keduanya menampakkan diri dalam kemuliaan dan berbicara tentang tujuan kepergian-Nya yang akan digenapi-Nya di Yerusalem. Sementara itu Petrus dan teman-temannya telah tertidur dan ketika mereka terbangun mereka melihat Yesus dalam kemuliaan-Nya: dan kedua orang yang berdiri di dekat-Nya itu. Dan ketika kedua orang itu hendak meninggalkan Yesus, Petrus berkata kepada-Nya: ”Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan sekarang tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.” Tetapi Petrus tidak tahu apa yang dikatakannya itu. Sementara ia berkata demikian, datanglah awan menaungi mereka. Dan ketika mereka masuk ke dalam awan itu, takutlah mereka. Maka terdengarlah suara dari dalam awan itu, yang berkata: ”Inilah Anak-Ku yang Kupilih, dengarkanlah Dia.” Ketika suara itu terdengar, nampaklah Yesus tinggal seorang diri. Dan murid-murid itu merahasiakannya, dan pada masa itu mereka tidak menceriterakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu.

Renungan

Iman Abraham menyukakan hati Allah. Imannya kokoh teruji, sebab Abraham telah mengalami ‘pengalaman puncak’: melihat Allah dalam kemuliaan-Nya. Janji kesejahteraan pun menjadi hadiah bagi Abraham dan keturunannya.

Paulus mengajak jemaatnya untuk berani memanggul salib Kristus dan menjadi sahabat-sahabat Kristus. Jika kita berani memikul salib, percaya akan kekuatan dan rencana baik Tuhan, kita akan lebih kuat menanggung setiap pengalaman yang tidak enak. Keyakinan dan keberanian Paulus ini didasari oleh pengalaman pribadinya berjumpa dengan Tuhan: Mengalami kemuliaan Tuhan yang memanggilnya dalam perjalanan ke Damsyik.

Para Rasul, yang diwakili Petrus, Yohanes dan Yakobus, ingin berada dalam situasi nyaman dan menakjubkan terus-menerus, mengalami ‘situasi puncak’, di mana mereka memandang Yesus dalam kemuliaan-Nya. Tetapi, Tuhan Yesus tahu ini tidak baik. Di satu sisi, Yesus ingin ketiga orang dekat-Nya ini menyaksikan kemuliaan Yesus secara pribadi dan mengenal-Nya lebih dari yang lain. Namun di sisi lain, pengalaman puncak rohani ini harus menular kepada yang lain melalui kesaksian hidup nyata setiap hari. Karena itu, Yesus segera mengajak mereka ‘turun dari puncak’ kepada hidup sehari-hari. Abraham, Paulus dan Para Rasul sudah mengalami pengalaman ‘puncak’ bersama dengan Tuhan, sehingga iman mereka teguh dan kuat. Bagaimana dengan kita? Semoga kita pun memiliki pengalaman yang mendalam dan personal dengan Tuhan dan hal itu mewujud-nyata dalam kesaksian hidup setiap hari.

Ya Allah, dimuliakanlah Nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu. Teguhkanlah aku untuk menjadi saksi-Mu dalam hidup nyata setiap hari. Amin.

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini