Pertemuan bersejarah antara Paus Fransiskus dengan Patriark Kirill dari Gereja Ortodoks Rusia memiliki makna khusus dalam Tahun Yubileum Kerahiman. Itulah pandangan Pastor Hyacinthe Destivelle OP, penanggung jawab hubungan dengan Gereja-Gereja Ortodoks Slavia pada Dewan Kepausan Peningkatan Persatuan Umat Kristen.
Vatikan dan Gereja Ortodoks Rusia mengumumkan pada hari Jumat, 5 Februari 2016, bahwa Paus dan Patriark itu akan bertemu untuk pertama kalinya di Kuba tanggal 12 Februari 2016. Sebuah pernyataan yang dirilis bersama di Moskow dan di Roma mengatakan bahwa pertemuan itu akan menandai “sebuah tahap penting dalam hubungan” antara Gereja Katolik dan Gereja Ortodoks dan “tanda harapan bagi semua orang yang berkehendak baik.”
Pastor Destivelle dan ketua dewan itu Kardinal Kurt Koch akan berada di ibukota Kuba untuk perjumpaan itu dan untuk penandatanganan deklarasi bersama antara kedua pemimpin itu.
Dalam pembicaraan dengan Radio Vatikan, Pastor Destivelle menceritakan latar belakang pertemuan itu serta isi pernyataan bersama itu. Setelah melewati masa-masa sulit di tahun 1990-an, kata imam Dominikan itu, “selama beberapa tahun terakhir ini terjalin hubungan yang intensif.”
Di tahun 1990-an, lanjut Pastor Destivelle, Patriarkat Moskow menuduh Gereja Katolik melakukan proselytism atau bujukan agar umat Ortodoks Rusia masuk Katolik saat Gereja Katolik memulihkan struktur-struktur Katolik di Rusia setelah jatuhnya Uni Soviet. Ada juga yang disebut masalah ‘Uniate’ di Ukraina, tapi imam itu mengatakan bahwa Patriarkat Moskow telah meyakini kedua persoalan itu.
Pastor Destivelle mengatakan bahwa pertemuan antara Paus dan Patriark itu akan berlangsung di Bandara Internasional Jose Mari Havana sementara Paus dalam perjalanan ke Meksiko dan Patriark itu sedang berkunjung ke Kuba. “Kedua pemimpin itu akan mengadakan pertemuan selama dua jam dan bertukar kado sebelum menandatangani deklarasi bersama,” jelas imam itu.
Ditegaskan bahwa pernyataan itu tidak akan bersifat teologis karena dialog itu berlangsung dalam rangka Komisi Internasional untuk dialog antara Gereja Katolik dan semua Gereja Ortodoks. Sebaliknya, kata imam itu, “pernyataan itu merupakan deklarasi tentang aspek-aspek kerja sama yang berbeda dan kesaksian yang bisa diberikan oleh Gereja Ortodoks Rusia dan Gereja Katolik kepada dunia saat ini.”
Ini mungkin mencakup masalah umat Kristen yang dianiaya di Timur Tengah, sekularisasi, perlindungan kehidupan, pernikahan, keluarga dan isu-isu lain yang menjadi perhatian bersama, jelas imam itu.
Peran pertemuan itu, kata Pastor Destivelle, ada dalam kerangka dialog kemurahan hati, karena Paus Fransiskus sering mengatakan keinginannya untuk meningkatkan budaya perjumpaan, terutama di dalam Yubileum Tahun Kerahiman ini – “tidak akan ada persatuan tanpa belas kasih,” lanjut imam itu. (pcp berdasarkan Radio Vatikan)
Foto diambil dari http://www.pravmir.ru/