PEKAN BIASA I (H)
Santa Priscilla; Santo Marcellus I;
Santo Honoratus; Santo Berardus,
Bacaan I: 1Sam. 9:1-4.17-19; 10:1a
Mazmur: 21:2-3.4-5.6-7; R:2a
Bacaan Injil: Mrk. 2:13-17
Sekali peristiwa, Yesus pergi lagi ke pantai danau, dan seluruh orang banyak datang kepada-Nya, lalu Ia mengajar mereka.Kemudian ketika Ia berjalan lewat di situ, Ia melihat Lewi anak Alfeus duduk di rumah cukai lalu Ia berkata kepadanya, ”Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi lalu mengikuti Dia. Kemudian ketika Yesus makan di rumah orang itu, banyak pemungut cukai dan orang berdosa makan bersama-sama dengan Dia dan murid-murid-Nya, sebab banyak orang yang mengikuti Dia. Pada waktu ahli-ahli Taurat dari golongan Farisi melihat, bahwa Ia makan dengan pemungut cukai dan orang berdosa itu, berkatalah mereka kepada murid-murid-Nya, ”Mengapa Ia makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata kepada mereka, ”Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Renungan
“Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri.” Demikian Sabda peneguhan Samuel atas Saul yang diurapi dan dipercayakan untuk menjadi pemimpin bagi orang Israel. Tangan Tuhan akan menyertai Saul.
Anak-anak gelandangan di kampung tiba-tiba mendapat perhatian dari seorang pemuda. Pemuda ini tampak ramah dan menarik, ia mengajak anak-anak gelandangan melakukan sesuatu yang berguna untuk kampung desa mereka. Tetapi, kehadiran orang muda ini dicemooh oleh orang-orang sekampung, mengapa dia mau bergabung bersama anak-anak gelandangan? Pemuda itu tidak peduli. Dia terus bergabung bersama anak anak tersebut. Sang pemuda mengajak mereka semua untuk membersihkan lokasi sumber air. Di lokasi yang banyak air ini, kepada mereka diajarkan membuat kolam ikan dan petak sayur. Hasil dari sayur dipanen dan dijual ke kota. Upaya mereka berhasil, anak-anak gelandangan bisa memiliki pekerjaan dan penghasilan.
Yesus saat bercakap-cakap dengan pemuda pemungut cukai, juga dipandang sebelah mata oleh orang sekampung yang sudah sejak lama mengadili dan berpikir negatif tentang para pemungut cukai. Yesus bahkan mengajak pemungut cukai untuk menjadi pengikut-Nya. ”Aku datang bukan untuk memanggil orang benar melainkan orang berdosa,” demikian tegas Yesus.
Kita pun hendaknya mengikuti jejak Yesus untuk berani masuk ke tengah dunia dengan segala kebobrokannya, agar bersama dunia dan sesama saudara yang lain kita bisa mengubahnya menjadi lebih baik. Bukan hanya menjadi penonton dan pencemooh dari pinggir lapangan. Terkadang kita lebih suka memilih menjadi pengamat dari pada pelaksana Firman Allah. Terjun ke tengah persoalan hidup dan berbuat sesuatu adalah bukti nyata kekristenan kita. Percayalah, Tuhan telah mengurapi kita untuk memimpin semua orang kepada kebenaran dan kebahagiaan. Dan karena itu, jangan takut untuk menjadi saksi kebenaran dan jangan ragu untuk melakukan perubahan, bahkan revolusi sekalipun, jika situasi dan keadaan menuntut seperti itu.
Ya Tuhan, mampukanlah diriku agar sanggup menjadi tanda kasih-Mu bagi sesama. Semoga aku tergerak hati untuk menjadi rekan bagi mereka yang terpinggirkan, yang kecil dan terhina, dalam mewartakan kabar gembira. Amin.