Ketika Jakarta sedang diguncang teror bom yang menewaskan tujuh orang termasuk seorang warga negara Belanda, 14 Januari 2016, pada hari yang sama pukul 15.05, Pastor Karel Jacob Veeger MSC asal Belanda yang lahir di Rotterdam 16 Agustus 1924 juga meninggal di Jakarta, tepatnya di Rumah Induk atau Provinsialat MSC Jakarta.
Pastor Veeger yang ditahbiskan imam 12 September 1948 banyak dikenal di Keuskupan Purwokerto karena sejak 1950 imam itu berkarya di sana sebagai pastor paroki, mulai dari Paroki Purbalingga, Paroki Gombong, Paroki Pekalongan, dan Paroki Kutoarjo. Bahkan sejak 1961 hingga 1972, imam itu menjadi sekretaris dan bendahara Keuskupan Purwokerto.
Pastor Veeger yang menjalani pendidikan seminari di Belanda dan melanjutkan studi bidang sosiologi di Universitas Fordham, New York, dengan gelar Master of Arts (MA) sejak 1972 hingga 1974.
Kembali dari New York, Pastor Veeger berkarya selama 10 tahun di Keuskupan Manado sebagai dosen di Sekolah Tinggi Seminari Pineleng, dan tahun 1984 hingga 1989 ke Jakarta untuk menjadi staf pengajar Universitas Atmajaya Jakarta. Di Unika Atmajaya itu, imam itu pernah memimpin Pusat Penelitian Sosial Atmajaya. Namun sejak kedatangan di Jakarta hingga 1998, Pastor Veeger berkarya juga sebagai Atase Budaya atau Asisten pada Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta.
Setahun kemudian, 1999, hingga meninggalnya, Pastor Veeger menikmati masa purna tugasnya di Rumah Provinsialat MSC di Jakarta.
Dalam sebuah milis, Pastor Albertus Sujoko MSC, doktor teologi dari Universitas Alfonsiana di Roma, yang kini menjadi Ketua Program Imamat untuk para frater MSC di Seminari Hati Kudus Pineleng, Sulawesi Utara, menulis bahwa dia bersyukur pada Tuhan karena dalam hidupnya pernah mengenal, diajar dan mendengarkan khotbah-khobah Pastor Veeger di Seminari Pineleng.
“Tahun 1982, sebagai frater filosofan, saya mendapatkan pelajaran Sejarah Filsafat Barat dari Pastor Veeger, bukan sosiologi. Padahal beliau dosen sosiologi dan menulis buku tentang ‘Realitas Sosial’. Pastor Veeger membuat diktat sejarah filsafat barat yang sangat bagus dan dengan bahasa yang sangat baik. Pastor Veeger adalah misionaris Belanda yang memiliki feeling atau citarasa bahasa Indonesia sangat baik. Bahkan menurut saya, Pastor Veeger berbicara bahasa Indonesia secara tulisan dan lisan lebih baik daripada dosen orang Indonesia sendiri,” tulis imam itu.
Dijelaskan, Bahasa Indonesia dari Pastor Veeger benar-benar runtut dan jelas. “Khotbah-khotbah beliau di Kapel Seminari Pineleng selalu dituliskan dengan tulisan tangan yang kecil-kecil dan rapih. Beliau membacakan khobahnya yang sangat inspiratif dan selalu mengandung ide-ide baru. Saya ingat dulu pada hari Minggu, selesai Misa yang dipimpin oleh Pastor Veeger, kami mendiskusikan isi khotbah yang baru kami dengar di kapel. Tentu tidak biasa untuk mendiskusikan isi khotbah, karena biasanya khotbah tidak diingat lagi begitu selesai Misa, karena saking membosankan. Tetapi, tidak untuk khotbah Pastor Veeger. Luar biasa paitua itu!”
Dan yang sangat menghebohkan, lanjut Pastor Sujoko, ternyata Pastor Veeger bisa melucu dan mempunyai cita-rasa humor yang tinggi. “Suatu hari beliau tampil melawak di refter. Pastor Veeger mengisi acara dengan melawak dan menyanyi. Semua orang tertawa kaget karena Pastor Veeger orangnya serius dan tidak pernah melucu. Bahkan beliau juga menyanyikan bagian-bagian lawakannya, kalau tidak salah ada kata-kata: ‘…. sambil minum saguer, syukur kalau ada bir ….,’” cerita Pastor Sujoko tentang pastor perokok cerutu berat itu.
Pastor Veeger, penulis beberapa buku seputar Sosiologi dan pelbagai artikel rohani, yang mengisi seluruh waktunya di Jakarta dengan membantu komunitas ekspatriat sudah meninggal dunia.
Setelah Misa Requiem 14 Januari 2016, pukul 21.00, dan 15 Januari 2016, pukul 19.00, diadakan Misa Pelepasan 16 Januari 2016, pukul 07.00. Sejam kemudian jenasah diberangkatkan ke San Diego Hills, Karawang, untuk dimakamkan pukul 10.00.
“Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya” (2 Timotius 4:7-8),” demikian Provinsialat MSC melengkapi curriculum vitae Pastor Veeger, seperti yang dibagikan oleh Pastor Johanes Mangkey MSC. (pcp)
Foto diambil dari Picasa Web Albums MSC