Rabu, November 6, 2024
25 C
Jakarta

Rabu, 23 Desember 2015

23-Des-KWI-R-702x336

HARI BIASA KHUSUS Adven IV (U) 

Novena Natal hari ke-8 – Santo Yohanes dari Kety; Santo Servulus

Bacaan I: Mal. 3:1-4; 4:5-6

Mazmur: 25:4-5b.8-9.10.14; R: Luk. 21:28

Bacaan Injil: Luk. 1:57-66

Genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan ia pun melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika tetang­ga-tetangganya serta sanak saudaranya men­dengar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia. Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya, tetapi ibunya berkata: ”Jangan, ia harus dinamai Yohanes.” Kata mereka kepadanya: ”Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama demikian.” Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya un­tuk bertanya nama apa yang hendak diberikannya kepada anaknya itu. Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: ”Namanya adalah Yohanes.” Dan mereka pun heran semuanya. Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah. Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea. Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: ”Menjadi apakah anak ini nanti?” Sebab tangan Tuhan menyertai dia.

Renungan

Kelahiran Yohanes Pembaptis mengetengahkan sebuah peristiwa ajaib dalam diri Zakharia dan Elisabeth serta banyak orang yang menyaksikan keajaiban Allah. Kelahiran Yohanes ini menegaskan bahwa Allah selalu berkarya bahkan melampaui daya nalar manusia. Allah peduli dalam penyelamatan dunia. Dan Ia mengutus orang pilihan-Nya untuk mewartakan pertobatan dan keselamatan.

Dalam berbagai cara dan melalui banyak orang, tawaran keselamatan diberikan kepada kita. Melalui ajaran, cara hidup, nasihat serta teguran yang mengarahkan kita kepada hidup yang benar, kita diajak untuk melihat keselamatan Allah di dunia ini. Untuk menerima keselamatan itu perlu sikap percaya. Sikap percaya membuka mata kita akan karya keselamatan dari Allah dalam keseharian hidup kita. Dengan pertobatan dan kembali kepada Allah, kita diluputkan dari kedahsyatan hukuman pada datangnya hari Tuhan.

Ya Tuhan, anugerahkanlah rahmat pertobatan dalam hidupku. Ajarilah aku untuk memahami betapa dalam dan luasnya cinta yang Engkau berikan kepadaku. Amin.

 

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini