Pastor Jacobus Ludoyikus Wagey Pr, 80, dan Pastor Jan van Paassen MSC, 84, berbicara dengan para guru agama Katolik dalam sebuah perayaan Ekaristi seraya mendorong mereka untuk menjadi pelopor dan penggerak umat serta berusaha terus-menerus membina iman.
“Para guru agama harus menjadi pelopor dan penggerak umat agar keluarga dapat menjadi tanda dan sarana keselamatan, dan tidak saja aktif mengajar di sekolah,” kata Pastor Wagey dalam kotbahnya di depan 20 guru Pendidikan Agama Katolik (PAK) yang hadir dalam Misa itu.
Dalam pelbagai kesempatan dan kunjungan, Paus Fransiskus selalu memerhatikan dan menyapa keluarga. Harapannya, tegas Pastor Wagey, “agar semangat kekeluargaan disaksikan oleh keluarga-keluarga Katolik, seperti semangat dan harapan Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) 2015. Keluarga-keluarga diajak memberi diri dan memperhatikan kerasulan keluarga agar dalam keluarga Katolik tumbuh dan berkembang iman yang berbuah dalam semangat pengorbanan diri.”
Dalam perayaan Ekaristi, di sela-sela kegiatan Bimbingan Teknis Kurikulum 2013 (Bimtek K-13) PAK Tingkat SMP-SMA/SMK Propinsi Sulawesi Utara, di Wisma Lorenzo Lotta, Pineleng, 24 November 2015, Pastor Jack Wagey Pr juga mengingatkan bahwa Ekaristi yang pertama dirayakan adalah antara Yesus dan para murid-Nya “bukan di atas altar mewah dan dalam Gereja yang megah melainkan dalam ruang perjamuan yang sederhana.”
Meskipun demikian, lanjut imam itu, kesederhanaan menjadi dasar tumbuhnya iman Gereja yang berbuah dalam pengorbanan diri. “Keyakinan inilah yang hendaknya tumbuh dalam Gereja kita, seperti diperlihatkan Sri Paus yang memberanikan diri membuat kunjungan ke sejumlah negara di Afrika, meski berada di tengah ancaman terorisme, karena percaya selalu akan penyelenggaraan Ilahi,” tegas imam itu.
Pastor Jan van Paassen MSC, yang hadir juga dalam Ekaristi itu, mengingatkan para guru agama Katolik agar terus-menerus membina iman, karena dirinya sendiri pun sedang belajar menjadi Kristen. “Kita memang mengaku diri Kristen. Tetapi saya sendiri sedang mengurus kekristenanku, saya sendiri masih setengah kafir, sedang belajar menjadi Kristen.”
Maka imam itu itu menegaskan bahwa “kita semua dipanggil untuk mengembangkan hidup beriman dan terlibat dalam semua program untuk membantu umat beriman kita bertumbuh dan berkembang dalam iman yang nyata dalam kesaksian.”
Bimtek K-13 itu dibuka oleh Kakanwil Kementrian Agama Provinsi Sulut, Suleman Awad yang didampingi Pembimas Katolik Joula Makarawung. Suleman Awad dalam sambutannya mengingatkan para guru PAK untuk menyadari dan memberi makna bagi profesi guru. “Memiliki kompetensi, termasuk kompetensi keguruan, karakter sebagai guru dan menjadi pola anutan dalam menghidupi nilai-nilai, komunikasi dengan semua unsur terkait dan mampu bekerjasama dan terbuka terhadap apa saja yang baik dan siapa saja yang berkehendak baik,” katanya. (Sales Tapobali)