PEKAN BIASA XXXIV (H)
Santo Andreas Dung Lac, Im.dkk.Mrt. Vietnam (M)
Santo Krisogonus; Sant Vinsensius Liem; Santo Ignasius Delgado;
Santo Dominikus An-Kham
Bacaan I: Dan. 2:31-45
Mazmur: Dan. 3:57-61
Bacaan Injil: Luk. 21:5-11
Ketika beberapa orang berbicara tentang Bait Allah dan mengagumi bangunan itu yang dihiasi dengan batu yang indah-indah dan dengan berbagai-bagai barang persembahan, berkatalah Yesus: ”Apa yang kamu lihat di situ—akan datang harinya di mana tidak ada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan.” Dan murid-murid bertanya kepada Yesus, katanya: ”Guru, bilamanakah itu akan terjadi? Dan apakah tandanya, kalau itu akan terjadi?” Jawab-Nya: ”Waspadalah, supaya kamu jangan disesatkan. Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Dia, dan: Saatnya sudah dekat. Janganlah kamu mengikuti mereka. Dan apabila kamu mendengar tentang peperangan dan pemberontakan, janganlah kamu terkejut. Sebab semuanya itu harus terjadi dahulu, tetapi itu tidak berarti kesudahannya akan datang segera.” Ia berkata kepada mereka: ”Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan, dan akan terjadi gempa bumi yang dahsyat dan di berbagai tempat akan ada penyakit sampar dan kelaparan, dan akan terjadi juga hal-hal yang mengejutkan dan tanda-tanda yang dahsyat dari langit.”
Renungan
Raja Nebukadnezar mendapat mimpi yang ditafsirkan oleh Daniel bahwa suatu saat segala kemilau dan kejayaan yang diperoleh raja akan musnah. Demikian pula nubuat Yesus kala mendengar begitu banyak orang mengagumi keindahan Bait Allah. Ia berkata bahwa kelak tiada satu batu pun akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain. Semua yang ada di muka bumi ini ada batasnya.
Sering kali kita tidak sadar akan keterbatasan dari segala yang ada di muka bumi. Kita merindukan suasana kebersamaan yang indah untuk selamanya. Kita menginginkan tawa yang selalu menghiasi wajah kita. Kita memimpikan semuanya berjalan sesuai rencana kita. Rupanya semua mimpi itu harus kandas pada realitas dunia yang sifatnya sementara. Marilah kita bertobat; kita tidak lagi menyerahkan seluruh hidup dan hati kita pada sesuatu yang sifatnya sementara, namun pada Sang Keilahian, dengan melakukan apa yang baik di mata Tuhan dan sesama.
Ya Bapa, hanya pada-Mulah ada damai dan sukacita yang kekal itu. Semoga tiada nikmat dunia yang dapat merenggut kelekatanku pada-Mu. Amin.