PEKAN BIASA XXIX (H)
Santo Paulus dari Salib; Santo Petrus dari Alkantara;
Santo Yohanes de Brebeuf dan Isaac Jogues
Bacaan I: Rm. 4:20-25
Mazmur: Luk. 1:69-75; R:68
Bacaan Injil: Luk. 12:13-21
Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: ”Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: ”Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?” Kata-Nya lagi kepada mereka: ”Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu.” Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: ”Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.”
Renungan
Ketika masa kampanye, kita disuguhi berbagai janji oleh para calon anggota DPR atau calon Presiden, dan lain-lain. Kegagalan merealisasikan janji adalah sumber ketidakpercayaan pada seseorang. Sayangnya, orang-orang yang sudah terbukti tidak mampu memenuhi janjinya, masih saja dipilih karena berbagai suguhan lain yang menyenangkan dan menggiurkan, namun hanya sesaat.
Abraham mendapatkan janji yang tampaknya tidak realistis dan tidak masuk akal. Walau ia mengalami beberapa kali, tampaknya kepenuhan janji itu semakin jauh. Namun, ia tetap bertekun mengikuti perintah Allah. Abraham percaya bahwa Allah akan setia memenuhi janji-Nya. Allah tidak akan mengecewakannya.
Yesus tidak meladeni permintaan untuk menjadi hakim atas dua orang yang sedang berperkara soal warisan. Lebih dari itu, Ia mengajarkan para pendengar-Nya untuk tidak bergantung pada kekayaan, karena kekayaan tidak akan dapat menjamin hidup dan keselamatan seseorang. Menurut Yesus, adalah lebih bijak jika kita menjadi kaya dengan harta yang berkenan kepada Allah, yakni iman seperti yang dimiliki dan diperlihatkan Abraham, leluhur kita.
Ya Tuhan, kobarkanlah di dalam diriku kepercayaan penuh akan janji-Mu sehingga aku sungguh dapat mengandalkan Engkau, sebagai kekayaan yang tak ternilai harganya. Amin.