PEKAN BIASA XXVI (H)
HUT Kongregasi BKK
Peringatan Wajib Santo Hieronimus, Imam dan Pujangga Gereja (P)
Bacaan I: Neh. 2:1-8
Mazmur: 137:1-6; R:6a
Bacaan Injil: Luk. 9:57-62
Ketika Yesus dan murid-murid-Nya melanjutkan perjalanan mereka, berkatalah seorang di tengah jalan kepada Yesus: ”Aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” Yesus berkata kepadanya: ”Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Lalu Ia berkata kepada seorang lain: ”Ikutlah Aku!” Tetapi orang itu berkata: ”Izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan bapaku.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: ”Biarlah orang mati menguburkan orang mati; tetapi engkau, pergilah dan beritakanlah Kerajaan Allah di mana-mana.” Dan seorang lain lagi berkata: ”Aku akan mengikut Engkau, Tuhan, tetapi izinkanlah aku pamitan dahulu dengan keluargaku.” Tetapi Yesus berkata: ”Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.”
Renungan
”Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” Salah satu yang menghalangi hidup kita untuk bergerak maju adalah karena katerikatan kita akan masa lampau. Kita sangat suka membawa masa lalu kita, bahkan termasuk masa lalu lalu yang negatif pun selalu kita bawa ke mana-mana.
Dalam berbagai konteks hidup kita bisa memberi contoh tentang kecenderungan ini, misalnya: ada orang yang tidak berani menikah karena pengalaman ia dulu diputus oleh pacarnya secara tiba-tiba. Ia khawatir kalau ia menikah nanti akan diputus lagi. Ada orang yang tidak melanjutkan pendidikan menjadi calon imam karena ia masih terkenang akan mantan kekasihnya. Ada seseorang yang tidak berani naik pesawat terbang lagi karena ia pernah mengalami pendaratan darurat beberapa tahun yang lalu. Bahkan ada orang yang tidak mau berkata jujur lagi karena pernah gara-gara jujur, ia dibenci dan dimusuhi teman-temannya. Dan masih banyak lagi.
Injil hari ini mengajak kita untuk berfokus pada hidup kita saat ini dan perjalanan kita ke depan. Janganlah kita terlalu sering menengok ke belakang. Jangan juga hidup dengan kelekatan-kelekatan masa lalu karena akan menghalangi kebahagiaan masa kini kita.
Ya Bapa, semoga aku berani untuk hidup dengan terus menatap ke depan dan tidak terikat akan masa laluku. Amin.