Jumat, Desember 27, 2024
30.5 C
Jakarta

Ibadat makin lengkap kalau disertai pengabdian kepada yang papa

20150912_124555

Keuskupan Agung Semarang (KAS) mendapatkan hadiah istimewa. Namun hadiah itu menyadarkan bahwa ibadat makin lengkap kalau disertai pengabdian kepada sesama, terutama mereka yang lemah, yang papa, yang miskin, yang membutuhkan pertolongan kita.

Uskup Agung Semarang Mgr Johannes Pujasumarta mengatakan itu dalam pemberkatan dan peresmian hadiah itu, sebuah gedung dengan nama Panti Wredha Maria Sudarsih, yang berdiri di kawasan Gua Maria Kerep Ambarawa (GMKA).

Dalam homili Misa, Mgr Pujasumarta mengisahkan kebaikan orang Samaria yang menolong korban penyamun, dan sikapnya yang berbeda dengan imam dan orang Lewi, yang lewat dari Yerusalem dan tidak peduli pada korban itu. “Orang Samaria yang baik hati menjadi contoh dari Tuhan sendiri yang juga bermurah hati. Hati-Nya mudah tergerak oleh belas kasih,” kata uskup itu.

Menurut Mgr Pujasumarta, orang Samaria itu meninggalkan kenyamanannya. “Semula dia punya kuda tunggangan yang kemudian diserahkan kepada korban di pinggir jalan tadi untuk menuju ke penginapan. Dia sendiri berjalan mengikuti tunggangan yang ditumpangi korban itu, meninggalkan kenyamanannya untuk orang lain.”

Mgr Pujasumarta lalu berterima kasih kepada keluarga mendiang Ibu Maria Sudarsih. “Saya mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar Ibu Maria Sudarsih yang telah bertindak lebih hebat daripada pria Samaria, karena tidak hanya mengantar orang sampai pada penginapan, tetapi menyediakan penginapan sendiri supaya mereka yang membutuhkan bisa sungguh ditolong.”

Selain berterima kasih kepada Maria Sudarsih, Mgr Pujasumarta menyebutnya sebagai  ibu yang perkasa yang memberi inspirasi kepada anak-anaknya, “dan inspirasi itu ternyata bertahan meskipun tantangan-tantangan zaman semakin hebat.”

Panti wredha khusus untuk puteri yang diberi nama Panti Wredha Maria Sudarsih itu dibangun di kompleks tempat ziarah Gua Maria Kerep Ambarawa dekat patung Maria Assumpta. Maka, menurut Mgr Pujasumarta, “siapapun yang berziarah di tempat itu, menghadap Tuhan, mengingat saudari-saudari yang sungguh membutuhkan pertolongan, dan mampir ke tempat ini untuk mewujudkan kepedulian dan perhatian pada mereka yang membutuhkan.”

Dengan demikian, tegas Uskup Agung Semarang itu, “Iman kita dinyatakan di dalam ibadat, dan kemudian iman yang sama itu diwujudkan dalam pengabdian kepada sesama terutama yang papa miskin.”

Ketika masih hidup, Maria Sudarsih sangat peduli kepada orang miskin. “Ibu mempunyai jiwa sosial yang sangat tinggi. Meskipun ibu dari keluarga sederhana, namun dia memperhatikan orang-orang tidak punya. Hatinya selalu mudah iba, mudah tersentuh kepada orang yang sangat membutuhkan. Ketika melayani orang kecil, ibu bukan hanya memberi tetapi menyapa. Orangnya disentuh dan diajak ngobrol,” tutur Stefanus Sudibyo, anak dari Maria Sudarsih.

Akhirnya, Maria Sudarsih berkeinginan membangun panti wredha, namun keinginan itu baru diwujudkan oleh anak-anaknya setelah ibu itu meninggal. Mereka pun menyerahkan panti itu kepada Keuskupan Agung Semarang untuk kemudian dikelola oleh Yayasan Sosial Soegijapranata (YSS).

Ketua YSS Pastor Alexius Dwi Ariyanto Pr yakin, panti itu akan jadi tempat meneduhkan dan menyejukkan bagi orang lanjut usia. Menurut Pastor Ari, kehidupan Maria Sudarsih menjadi teladan. “Nilai­-nilai yang dihayati diwariskan kepada putera-puterinya. Dengan kesetiaan, konsekuen, dan kerendahan hati, mereka lalu mencari apa yang bisa dibuat untuk menolong mereka yang membutuhkan, terutama yang papa dan miskin,” kata imam itu.

Prosesi pemberkatan dan peresmian itu dihadiri pejabat muspida dan muspika setempat. Staf Ahli I Bidang Pemerintahan Kabupaten Semarang Jati Trimulyanto SH memberi apresiasi positif atas dibangunnya panti itu. Menurutnya, orang lanjut usia miskin, terlebih yang tidak punya keluarga perlu penampungan disertai bimbingan, pembinaan, dan arahan ke sektor-sektor agama, “supaya mereka menjadi orang bermanfaat.”

Menurut Direktur Pelaksana YSS, Bruder Konradus Samsari CSA, panti wredha berkapasitas 37 orang itu baru bisa dipakai awal tahun 2016, “mengingat masih diperlukan penambahan fasilitas.” (Lukas Awi Tristanto)

20150912_125203

20150912_125251(0)

Misa Pemberkatan Panti

 

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini