Selasa, November 5, 2024
33.6 C
Jakarta

Senin, 14 September 2015

14-Sept-KWI-R-702x336

PEKAN BIASA XXIV (H)

Pesta Salib Suci (M)
Santo Yohanes Gabriel Dufresse

Bacaan I: Bil. 21:4-9

Mazmur: 78:1-2.34-35.36-37.38: R: 7b

Bacaan II: Flp. 2:6-11

Bacaan Injil: Yoh. 3:13-17

Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata: ”Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain daripada Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak Manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.”

Renungan

Hari ini Gereja merayakan Pesta Salib Suci. Kerap kali ”salib” dikonotasikan dengan persoalan hidup atau penderitaan yang harus kita hindari atau sangkal. Adalah seorang Pastor yang  bertugas di Paroki Kalvari, Lubang Buaya, Jakarta. Bersama umat separokinya sang Pastor bertahun-tahun berjuang mendapatkan izin Gereja, namun masih mengalami kendala di sana-sini. Beberapa orang ada yang mengusulkan: ”Romo, mungkin lebih baik kita mengganti nama pelindung Gereja kita. Nama Kalvari terlalu berat untuk kita panggul, karena Kalvari sama artinya dengan Bukit Tengkorak tempat Yesus wafat.” Sang Pastor cuma tersenyum sambil meyakinkan umatnya itu bahwa dari Salib itulah mengalir sumber keselamatan hidup manusia.

Injil hari ini secara tegas mengajak kita melihat bahwa sedemikian besar Allah mencintai kita sehingga mengutus Putra-Nya yang Tunggal untuk menyelamatkan kita. Jalan keselamatan yang ditempuh oleh Tuhan Yesus bukanlah jalan kekuasaan atau jalan kemenangan di dunia. Sepintas lalu jalan-Nya adalah jalan kekalahan di kayu salib. Namun, kekalahan dan wafat-Nya adalah jalan pengorbanan. Ia ingin mengajar kita bahwa jangan ragu memanggul salib hidup kita karena di balik salib itu terbentang kebangkitan yang mulia. Hidup kita tidak berakhir di dunia ini melainkan ada hidup abadi di surga yang menanti kita.

Ya Bapa, kuatkanlah aku untuk memanggul salib hidupku, agar aku pantas masuk dalam Kerajaan-Mu. Amin.

 

Komentar

Tinggalkan Pesan

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Terhubung ke Media Sosial Kami

45,030FansSuka
0PengikutMengikuti
75PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

Terkini