PEKAN BIASA XX
Peringatan Wajib Santo Bernardus, Abas, Pujangga Gereja;
Samuel, Imam dan Hakim
Bacaan I: Hak. 11:29-39a
Mazmur: 40:5.7-10; R:8a.9a
Bacaan Injil: Mat. 22:1-14
Pada suatu ketika Yesus berbicara kepada para imam kepala dan pemuka rakyat dengan memakai perumpamaan: ”Hal Kerajaan Surga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya. Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang. Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini. Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya, dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya. Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka. Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu. Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu. Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu. Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk kemari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja. Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.”
Renungan
Yefta, panglima Israel, adalah orang besar. Dia berhasil mengalahkan orang Amon. Tetapi dia punya kekurangan juga. Dia tidak memiliki roh untuk membedakan mana yang benar dan salah. Akibatnya, anaknya sendiri menjadi korban.
Manusia pada dasarnya terbatas, tak sempurna. Kita masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Ada sisi terang dan gelap dalam diri kita. Ada sisi ”belum berpakaian pesta”, ada sisi kita tidak hidup dalam rahmat Tuhan. Ada sifat sombong, mau menang sendiri, bertindak tidak adil, mudah marah, tidak jujur, dsb. yang bercokol dalam diri kita.
Orang lain harus membantu kita memperbaiki kekurangan kita ini. Kita dipanggil untuk saling membantu. Marilah kita saling mengingatkan agar kita tetap hidup dalam rahmat Tuhan dan dapat ikut perjamuan Tuhan dengan pantas.
Ya Tuhan, anugerahkanlah kepadaku karunia membeda-bedakan roh, sehingga aku dengan cepat dapat mengenal mana yang berasal dari-Mu dan mana yang tidak. Amin.
Maaf, Mau tanya sumber tulisan ini darimana ya? koq tidak disebutkan.
http://obormedia.com/content/renungan-ziarah-batin-2015
Sumbernya adalah Ziarah Batin 2015, yang menjadi nama dari kolom itu. kalau Anda masuk ke penakatolik.com, Anda bisa lihat di sisi kanan halaman itu, dan terlihat dengan jelas.
thanks
salam dan doa
penakatolik