PEKAN BIASA VIII (H)
Santo Agustinus dari Centerbury; Santo Yulius
Bacaan I: Sir. 36:1.4-5a.10-17
Mazmur: 79:8.9.11.13; R: Sir. 36:1b
Bacaan Injil: Mrk. 10:32-45
Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya, kata-Nya: “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit.” Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: “Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!” Jawab-Nya kepada mereka: “Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?” Lalu kata mereka: “Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu.” Tetapi kata Yesus kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?” Jawab mereka: “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: “Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima. Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan.” Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Renungan
Warta tentang ‘kemuliaan’ yang akan diperoleh Yesus di Yerusalem salah dimengerti oleh kedua putra Zebedeus. Kemarahan Rasul lainnya kepada mereka lebih disebabkan oleh hasrat menduduki posisi yang sama. Oleh sebab itu, Yesus memanggil dan mengajarkan kepada mereka tentang tanggung jawab besar dan mulia yang melekat pada sebuah kedudukan, kekuasaan. Siapa pun yang mau menjadi besar dan terkemuka, harus menjadi hamba bagi sesama.
Bagi Yesus, kekuasaan yang melekat pada kedudukan tertentu adalah anugerah, amanah untuk mengusahakan kesejahteraan bersama, khususnya bagi mereka yang miskin, lemah dan para penyandang cacat. Otoritas dipakai bukan untuk mengontrol, tetapi secara bertanggung jawab dipakai untuk memberdayakan, melayani. Kemuliaan kita di hadapan Allah akan ditentukan dari seberapa besar usaha kita terlibat dalam karya pelayanan demi terwujudnya nilai pokok Kerajaan Allah: Kebenaran, Keadilan, Perdamaian dan Kesejahteraan bagi semua.
Tuhan Yesus Kristus, ajarilah aku untuk melayani sesama, dan bukan dilayani. Amin.